TEMPO.CO, Jakarta - Yordania membuat kejutan besar dengan lolos ke semifinal Piala Asia untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Tajikistan 1-0 di perempat final. Mereka akan menghadapi Korea Selatan di babak semifinal Piala Asia 2023 yang akan berlangsung di Ahmed bin Ali Stadium, Al Rayyan, Qatar, pada Selasa, 6 Februari 2023.
Tim asuhan pelatih asal Maroko, Hussein Ammouta, itu siap membuat sepotong sejarah ketika menghadapi Korea Selatan yang diperkuat penyerang Tottenham Hotspur, Son Heung-min. Di atas kertas, Korea Selatan difavoritkan bisa mengalahkan Yordania yang merupakan tim berperingkat terendah yang tersisa di turnamen empat tahunan itu.
Namun Yordania bukan tim sembarangan. Mereka menahan Korea Selatan 2-2 di penyisihan Grup E, dengan tim asuhan Jurgen Klinsmann selamat dari kekalahan berkat Yazan Al-Arab yang membelokkan tembakan Hwang In-beom ke gawangnya sendiri.
Di bawah pelatih Hussein Ammouta, Yordania mencetak dua gol menjelang akhir pertandingan untuk mengalahkan Irak di babak 16 besar dan kemudian mengalahkan debutan dongeng Tajikistan di perempat final.
Hasil tersebut menempatkan Yordania, yang berada di posisi ke-87 dalam peringkat FIFA dan melakukan debutnya di Piala Asia pada 2004, ke semifinal pertamanya.
“Mata kami kini tertuju pada trofi,” kata bek Abdallah Nasib seperti dikutip Sportstar pada Ahad, 4 Februari 2024. “Apa yang dicapai tim Yordania menegaskan bahwa tidak ada yang mustahil.”
Dari empat semifinalis, Yordania adalah satu-satunya yang belum pernah memenangi Piala Asia. Korea Selatan telah mengangkat trofi tersebut dua kali, tetapi terakhir kali terjadi pada 1960 dan mereka berada di bawah tekanan untuk mengakhiri paceklik tersebut.
Korea Selatan tampil kurang meyakinkan di fase grup. Ditahan imbang Yordania dan Malaysia, mereka mengalahkan Arab Saudi di babak 16 besar melalui adu penalti dan kemudian membutuhkan keajaiban dari Son untuk mengalahkan Australia di perpanjangan waktu di perempat final.
Selain kualitas kapten dan bintang Spurs itu, tim asuhan Klinsmann juga bergantung pada serangkaian gol di menit-menit akhir untuk tetap bertahan di Qatar. Media Korea Selatan, yang tidak menyukai pelatih asal Jerman itu, menyebutnya sebagai “sepak bola zombie”. Son mengatakan kemampuan tim untuk terus bangkit dari kematian dalam pertandingan adalah bukti ketahanan mereka.
Selanjutnya, Qatar Bertekad Pertahankan Gelar...