TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong melayangkan kritik untuk kompetisi Liga Indonesia. Menurut dia, saat ini kompetisi sepak bola di Tanah Air masih memiliki banyak kekurangan, salah satunya adalah kebiasaan pemain melakukan protes ke wasit, tetapi tidak diberi sanksi yang sepadan.
Shin Tae-yong menilai wasit seharusnya bisa lebih tegas jika ada pemain yang protes hingga membuat pertandingan terhenti cukup lama. Hal tersebut, kata dia, dapat mempengaruhi waktu bermain atau playing time dalam pertandingan terlepas dari bola keluar atau adanya pelanggaran.
"Pemain Indonesia seharusnya fokus ke pertandingan, cuma kenyataannya mereka terlalu sensitif dengan keputusan wasit. Selalu protes dan seharusnya lebih tegas untuk memberikan kartu kuning dan merah, dengan begitu liga akan memiliki waktu bermain yang lebih lama," ujar dia dalam wawancara bersama Tempo di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat, 2 Februari 2024.
Pelatih asal Korea Selatan itu mengaku telah mendiskusikan fenomena tersebut dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Ia meminta kepada Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Wasit PSSI untuk mendorong para pengadil lapangan supaya bertindak tegas dan tak perlu takut dengan intervensi pemain.
Shin Tae-yong pun membandingkan situasi tersebut dengan yang terjadi di kompetisi luar negeri. "Pemain Indonesia kalau protes seperti ini di luar negeri pasti kartu merah. Di luar negeri tidak bisa protes seperti itu. Tetapi kalau di Indonesia, sekali wasit tiup peluit, pemain langsung datang, kumpul untuk protes. Mereka sudah seperti wasit semua. Tidak masuk akal."
Tak berhenti sampai di situ, Shin Tae-yong turut menyinggung soal pemain liga Indonesia yang sering ribut di lapangan, namun tidak ada hukuman sepadan yang diberikan operator atau federasi. Menurut dia, salah satu langkah untuk mengurangi insiden seperti itu adalah dengan sanksi tegas dari pemangku kepentingan.
Selama ini, PSSI, melalui Komite Disiplin, hanya melayangkan sanksi administratif dan larangan bermain dalam beberapa pertandingan jika ada keributan terjadi. Shin Tae-yong mengatakan seharusnya para pihak yang terlibat dalam kejadian dilarang seumur hidup berkecimpung di dunia sepak bola. "Pemain mana bisa tendang-tendang lawan. Dia harus dilarang (bermain) selamanya. Jika itu diberlakukan, baru tidak akan ada kekerasan di sepak bola (Indonesia)."
Shin Tae-yong menyebut kualitas kompetisi sepak bola di sebuah negara mencerminkan seperti apa kekuatan tim nasionalnya. Ia berharap PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru dapat membenahi permasalahan yang terjadi di liga Indonesia.
Pilihan Editor: Laga Uji Coba Suwon FC vs Bhayangkara FC Digelar Tertutup karena Masa Tenang Pemilu 2024