TEMPO.CO, Jakarta - Kericuhan terjadi saat laga leg kedua final Liga 2 2023-2024 yang mempertemukan Semen Padang vs PSBS Biak, Sabtu, 9 Desember 2024. Laga yang digelar di Stadion Haji Agus Salim, Padang itu berakhir dengan harus dihentikan pada menit ke-81 lantaran suporter menyalakan flare hingga jatuh ke lapangan.
Wasit Amri Nurhadi semula menghentikan pertandingan untuk sementara setelah melihat situasi tersebut. Namun, tak lama berselang, situasi semakin chaos. Para suporter mulai melakukan invasi ke lapangan hingga pemain dari kedua tim mesti mengamankan diri ke ruang ganti. Laga akhirnya diputuskan selesai dengan kedudukan 3-0 untuk keunggulan PSBS Biak. Tim asuhan Regi Aditya keluar sebagai juara Liga 2 dengan kemenangan agregat 6-0.
Hubungan Masyarakat (Humas) PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sabina Katya menyayangkan kericuhan yang terjadi dalam laga Semen Padang vs PSBS Biak. Ia meminta, ke depannya suporter agar lebih bisa menjunjung tinggi prinsip fair play.
"Tentu kami menyayangkan hal kemarin terjadi. Ke depannya kami harap suporter lebih tertib dan taat pada aturan yang berlaku. Kita sedang dalam masa transformasi sepak bola nasional agar lebih baik, maka dari itu kami mohon dukungan dari semua pihak, tetap berpegang pada prinsip fair play," ujar dia saat dihubungi Tempo, Minggu, 10 Maret 2024.
Humas PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sabina Katya saat ditemui di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 8 Januari 2024. TEMPO/Randy
Ketika ditanya soal potensi sanksi yang akan diterima Semen Padang, Sabina tak menampik. Ia mengatakan, saat ini LIB sedang menunggu konfirmasi dari Komite Disiplin PSSI. "Saat ini menunggu konfirmasi dari match commisioner dan Komite Disiplin. Sanksi diberikan oleh Komdis."
Berdasarkan keterangan Kode Disiplin PSSI 2023, ada beberapa sanksi yang berpotensi didapat oleh Semen Padang atas kericuhan tersebut. Pertama, soal penggunaan flare di dalam stadion, Kabau Sirah bisa dikenakan hukuman denda Rp 50 juta sampai 200 juta tergantung pada intensitas penggunaannya.
Kemudian, yang kedua terkait dengan invasi suporter ke lapangan, Semen Padang berpeluang besar dikenakan denda Rp 50 juta mengingat ada lebih dari lima orang yang mengerubungi lapangan pertandingan. Lalu terakhir, berkaitan dengan kericuhan yang terjadi, Semen Padang terancam larangan satu kali menggelar pertandingan kandang dan denda Rp 25 juta.
Meski terancam dikenakan berbagai sanksi, Semen Padang tetap dipastikan promosi ke Liga 1 musim depan, bersama dengan PSBS Biak dan Malut United yang sebelumnya mengalahkan Persiraja Banda Aceh dalam perebutan peringkat ketiga Liga 2 dengan agregat 3-2.
Pilihan Editor: PSBS Biak Torehkan 5 Prestasi di Liga 2 2023/2024: Juara, Tim Fair Play, Pemain Terbaik, Top Skor, dan Promosi ke Liga 1