TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Tahir, atau yang akrab disapa M. Tahir, merupakan pesepakbola profesional Indonesia yang dididik dan berkembang dari Papua. Selain pernah membela Persipura Jayapura ia juga pernah memperkuat lini tengah klub PSBS Biak. Lahir di Jayapura pada 4 Januari 1994, perjalanan Tahir menuju panggung sepak bola Indonesia tidak diraih secara instan. Ia adalah produk pembinaan sepakbola Papua.
Dilansir dari transfermarkt.com, bakat Tahir mulai terlihat ketika ia menimba ilmu di Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Muda Hamadi. Berkat penampilan impresifnya, Tahir dilirik oleh tim junior Persipura Jayapura, raksasa sepakbola Indonesia asal Papua. Ia bergabung dengan tim Persipura U-21 pada tahun 2012. Bergabung dengan Persipura U-21 menjadi batu loncatan penting bagi Tahir. Ia ditempa dengan gaya permainan khas Persipura yang mengandalkan kekuatan fisik, determinasi, dan kekompakan tim.
Ketekunan dan kerja keras yang ditunjukkan Tahir selama di Persipura U-21 membuahkan hasil. Pada 2016, ia dipromosikan ke tim senior Persipura. Promosi ini tidak lepas dari mata jeli pelatih Osvaldo Lessa yang melihat potensi besar dalam diri Tahir. Keputusan Lessa tepat. Tahir menjelma menjadi salah satu pemain kunci di lini tengah Persipura. Ia dikenal sebagai gelandang bertahan yang tangguh, memiliki kemampuan tekel yang akurat, dan visi bermain yang baik dalam membangun serangan dari lini belakang.
Kontribusi Tahir turut membawa Persipura meraih gelar juara Liga 1 2016. Ini menjadi pencapaian tertinggi dalam karier Tahir bersama tim berjuluk "Mutiara Hitam" tersebut. Tak hanya Liga 1, Tahir juga turut serta mempersembahkan trofi Piala Bhayangkara 2016 untuk Persipura.
Setelah masa karier yang sukses di Persipura, Tahir memutuskan untuk melanjutkan kariernya bersama PSBS Biak pada tahun 2022. Keputusan ini mungkin mengejutkan sebagian pihak, namun Tahir tampaknya ingin mencari tantangan baru dan membawa pengalamannya untuk membantu PSBS Biak bersaing di kasta tertinggi.
Di PSBS Biak, Tahir tetap menjadi pemain vital di lini tengah. Ia tak tergantikan perannya dalam menjaga keseimbangan permainan tim. Ditunjuk sebagai kapten tim, Tahir bersama kawan-kawannya berhasil membawa PSBS Biak juara Liga 2 dan berhasil promosi ke Liga 1.
Namun, di luar lapangan, Tahir sempat membuat kehebohan pada April 2024. Pernyataannya yang kontroversial mengenai pemain naturalisasi menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Tahir berpendapat bahwa kualitas pemain lokal setara dengan pemain naturalisasi dan yakin tim nasional Indonesia bisa meraih kemenangan jika hanya diisi oleh pemain lokal. Pernyataan ini menuai pro dan kontra, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Tahir berani menyuarakan perspektif yang berbeda terkait isu pemain naturalisasi yang kerap menjadi perdebatan di Indonesia. Tahir diketahui masuk ke urutan 20-an pemain termahal di Liga 2. Di kasta kedua Liga Indonesia itu, ia menempati urutan ke-24 pemain termahal dengan harga Rp 2,17 miliar.
Pilihan Editor: PSBS Biak Naik Kasta Promosi ke Liga 1 Musim Depan, Buka Pintu untuk Pemain Papua