TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pertandingan timnas putri Indonesia yang kurang membahagiakan membuat PSSI ingin berbenah. Kekalahan yang telak ditengarai terjadi karena belum maksimalnya pembinaan dan turnamen rutin yang bisa membuat para pemain berkembang. Alhasil federasi berjanji untuk kembali mengaktifkan liga putri di Indonesia.
Bagaimana sebenarnya turnamen sepak bola wanita di Indonesia? dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa faktanya:
1. Indonesia pernah punya liga sepak bola wanita
Dikutip dari Antaranews, Indonesia sebenarnya sudah membentuk Invitasi Liga Sepak Bola Wanita (Ganita) yang digagas pada tahun 1982. Sempat alami pasang surut, PSSI pun kembali mengaktifkan liga 1 putri pada tahun 2019 lalu yang diikuti oleh 10 tim yang bertanding dan dimenangi oleh Persib Putri. Sayangnya, liga tersebut tidak berkelanjutan dan alami vakum hingga saat ini. Perkembangan sepak bola wanita di Indonesia pun mengalami kemunduran dibandingkan Australia, Jepang, dan Cina yang cukup puas mencicipi sejumlah gelar juara.
2. Pernah Alami Masa Kejayaan
Siapa sangka sebelum mati suri seperti sekarang, sepak bola wanita Indonesia pernah mencicipi babak semifinal Piala Asia pada tahun 1990. Dilansir dari PanditFootball, setelah asosisi sepak bola wanita sudah dibentuk di Indonesia, dulunya terdapat klub asal Jakarta yang sangat mendominasi saat itu yakni Buana Putri. Didirikan oleh Dewi Wibowo, club tersebut acapkali tampil di kejuaraan internasional salah satunya mendapat peringkat ke-4 dalam kejuaraan Asia di Hong Kong. Di dalam negeri, Buana Putri juga menyabet Piala Kartini, Piala Gubernur DKI, dan Piala Invitasi Galanita.
3. Sejumlah Masalah yang Membuat Liga 1 Putri Sulit Bangkit Kembali
Awal matinya sepak bola wanita di Indonesia ditengarai oleh kerusuhan yang sempat terjadi pada tahun 1998 silam. Keadaan ekonomi di Indonesia pada saat itu bergejolak tak keruan, regerasi tim wanita pun menjadi terhambat. Kemudian, Souraiya Farina yang menjabat sebagai Sekjen ASBWI menyatakan tidak mudah untuk membangkitkan kembali Liga 1 Putri di Indonesia. Mulai dari utang, aturan kompetisi dan pemain, pemberian gaji kepada pemain, hingga masalah orang tua yang protektif terhadap pemain wanita. Semua harus dikaji dengan detail serta clear agar liga ini bisa bangkit kembali.
4. Erick Thohir Memilih Lakukan Pemusatan Latihan untuk Timnas Wanita
Ketimbang menghidupkan kembali Liga 1 Putri dalam waktu dekat ini, ketua PSSI yaitu Erick Thohir memilih memusatkan latihan untuk timnas wanita. Mochizuki pelatih asal Jepang ditunjuk Erick Thohir untuk membangun sepak bola wanita Indonesia. Menurut Erick, Liga 1 Putri kompetisinya belum maksimal, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut bahkan mencontohkan perkembangan laga putri di Eropa. Eropa maju karena liga laki-lakinya membantu perkembangan dan pembiayaan liga putri sehingga tak heran bisa sama-sama berkembang baik.
5. Akhirnya Dijanjikan Aktif Kembali pada Tahun 2025
Erick Thohir sempat menghadiri pertandingan timnas wanita U-17 di Bali dengan sikap nothing to lose. Dirinya pun menyadari timnas wanita Indonesia banyak poin minus yang harus segera dibenahi. Meskipun telah mendatangkan pelatih asal Jepang dan bekerja sama dengan federasi Jepang, Erick berujar akan membangun tahap demi tahap sepak bola wanita Indonesia mulai dari level nasional, provinsi, dan mikro. Artinya ini menjadi lampu hijau bagi Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI )untuk kembali mengaktifkan liga 1 putri Indonesia di tahun yang akan datang (2025).
MELINDA KUSUMA NINGRUM | RINA WIDIASTUTI
Pilihan Editor: Profil Satoru Mochizuki, PSSI Memilih Dia Sebagai Pelatih Timnas Sepak Bola Putri