TEMPO.CO, Jakarta - Final Liga Champions 2023-2024 akan hadir di Wembely, London, Inggris, Minggu dinihari, 2 Juni 2024. Borussia Dortmund dan Real Madrid akan berebut gelar juara mulai 02.00 WIB dalam laga yang disiarkan langsung SCTV dan Vidio.
Stadion Wembley telah menjadi saksi beberapa momen terhebat dalam sejarah sepak bola Eropa selama bertahun-tahun. Laga final nanti dipastikan akan menambah lebih banyak momen dalam katalog yang sama.
Berikut beberapa poin pembicaraan penting menjelang final Liga Champions Borussia Dortmund vs Real Madrid:
Siapa yang Meraih Akhir Sempurna, Reus atau Kroos?
Marco Reus dan Toni Kroos, dua pemain asal Jerman, sama-sama akan mengakhiri karier klubnya dalam laga final nanti. Keduanya mengincar akhir indah.
Setelah 12 tahun dan 428 penampilan tim utama untuk klub masa kecilnya, Marco Reus mengakhiri kariernya di Dortmund pada akhir musim ini. Gelandang serang ini –yang baru-baru ini digambarkan oleh pelatih Edin Terzi sebagai "legenda hidup"– membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain terbaik yang menghiasi Bundesliga setelah bergabung kembali dengan Dortmund dari Borussia Munchengladbach pada 2012. Ia mencatatkan 170 gol dan 131 assist sekaligus mengangkat Piala Jerman dalam dua kesempatan.
Bagi Toni Kroos dari Madrid, ini akan menjadi pertandingan terakhir dalam karier klubnya, menyusul keputusannya untuk pensiun setelah Euro 2024. Pemenang Liga Champions empat kali itu menjadi pemain ketujuh yang mencapai 150 pertandingan di kompetisi tersebut pada leg dua semifinal melawan Bayern. Saat saat mengumumkan putusan untuk pensiun ia berkata, "Ambisi saya adalah selalu menyelesaikan karier saya di puncak level performa saya."
Duel Pemain Timnas Inggris: Bellingham vs Sancho
Musim pertama Jude Bellingham di Madrid setelah kepindahannya dari Dortmund sungguh luar biasa. Pemain berusia 20 tahun itu sebelumnya mencetak 24 gol dalam 132 pertandingan untuk BVB. Tetapi telah mencetak 23 gol yang menakjubkan hanya dalam 40 pertandingan di Spanyol. Di Stadion Wembley, ia akan berebut panggung dengan bintang muda Timnas Inggris lain.
Jadon Sancho kini berusia 24 tahun dan sedang menjalani periode keduanya di Dortmund. Ia sebelumnya mencetak 50 gol dalam tiga musim penuh terakhirnya di BVB sebelum pindah ke Manchester United. Kiprah pemain sayap lincah ini di Old Trafford tidak mencapai level yang sama tetapi keajaibannya tampaknya telah kembali sejak bergabung kembali dengan Dortmund. Pertanyaannya sekarang adalah apakah dia bisa mengalahkan pria yang telah menggesernya sebagai penyandang sebutan "harapan terbesar sepak bola Inggris di masa depan".
Biskah Ancelotti dan Real Marid Pertajam Rekor?
Josep Guardiola, Bob Paisley, dan Zinedine Zidane semuanya telah memenangkan kompetisi ini tiga kali sebagai pelatih. Namun nama-nama besar tersebut masih di bawah Carlo Ancelotti, yang sudah menorehkan empat kemenangannya – dua bersama AC Milan dan dua bersama Madrid. Ia juga merupakan pemenang dua kali sebagai pemain di Milan.
Pelatih berusia 64 tahun itu kini duduk di bangku cadangan untuk keenam kalinya di final Liga Champions. Ia akan berusaha menajamkan rekornya.
Pada saat sama Real Madrid juga akan berusaha menajamkan rekornya sebagai tim paling sering juara di kompetisi ini. Los Blancos mengejar gelar ke-15.
Modric, Carvajal, Guler dan Ozcan Incar Landmark
Ancelotti bukan satu-satunya pemain yang ingin mencapai prestasi di Stadion Wembley, karena dua pemainnya bisa mencatatkan nama mereka sendiri ke dalam buku rekor jika Madrid kembali meraih trofi. Luka Modric dan Dani Carvajal adalah pemain tersebut, yang bisa bergabung dengan legenda Madrid Paco Gento sebagai satu-satunya pemain yang menjuarai Piala Eropa/Liga Champions enam kali .
Kedua bintang tersebut, masing-masing sudah berusia 38 dan 32 tahun. Mereka sejajara Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo sebagai pemain paling berprestasi di era Liga Champions dengan lima kemenangan. Sementara itu Toni Kroos mengehjar gelar kelima. Sedangkan Arda Guler dari Madrid dan Salih Ozcan dari Dortmund akan berharap untuk berperan dalam kemenangan bagi klub mereka dan memastikan tempat mereka sebagai pemain Turki pertama yang menjurai kompetisi ini.
Akankah Banyak Gol tercipta?
Kedua tim ini akan saling berhadapan untuk ke-15 kalinya di kompetisi antarklub Eropa. Sejarah menunjukkan pertemuan mereka penuh dengan hiburan dan gol. Dalam 14 pertandingan sebelumnya telah tercipta 43 gol atau rata-rata 3,07 gol per pertandingan. Empat pertandingan terakhir telah menghasilkan 17 gol, dengan masing-masing pertandingan tersebut menghasilkan setidaknya empat gol.
Bila terjadi banjir gol, maka akan terjadi pembalikan tren. Empat final terakhir semuanya berakhir 1-0. Kemenangan 3-1 yang diraih Real Madrid melawan Liverpool pada tahun 2018 merupakan terakhir kali final menampilkan lebih dari dua gol atau kedua tim mencetak gol.
UEFA
Pilihan Editor: Berita Terkini Timnas Indonesia: Jay Idzes Absen Lawan Irak, 4 Pemain Belum Gabung Latihan Perdana