Prancis adalah tim yang sangat efisien, tapi mematikan karena keterampilan teknik pemain-pemainnya sangat baik. Mana yang berhasil dari kedua pendekatan sepak bola ini akan menjadi salah satu bagian sangat menarik dalam pertandingan Sabtu dini hari nanti itu.
Yang jelas, pragmatisme telah menghadiahkan ganjaran kepada Prancis berupa juara Euro 2000 dan Piala Dunia 2018. Total mereka sudah dua kali juara Piala Dunia dan dua kali juara Euro. Sebaliknya permainan menyerang yang menuntut semua pemain memerankan semua fungsi, acap tak membawa keberhasilan kepada Belanda.
Mereka sudah tiga kali mencapai final Piala Dunia, tapi tak ada satu pun yang dimenangkan. Tapi dalam satu-satunya final Piala Eropa yang berhasil dimasukinya, Belanda memenangkan final 1988 untuk menjuarai Piala Eropa tahun itu. Koeman yang menjadi pelatih Belanda sekarang adalah bagian dari skuad yang menjuarai Euro 1988.
Tetap Diunggulkan
Salah satu pusat perhatian dalam laga klasik kali ini adalah bintang Prancis, Kylian Mbappe. Didier Deschamps ragu apakah andalan utamanya itu bisa bermain dalam laga melawan Oranye. Kapten timnas Prancis berusia 25 tahun itu mengalami cedera pada hidungnya setelah bertabrakkan dengan bek tengah Austria Kevin Danso dalam laga pertama di Duesseldorf pada Senin pekan ini.
Seandainya Deschamps tak bisa menurunkan Mbappe sebagai starter, maka dia mungkin menginstal Olivier Giroud dalam posisi Mbappe pada sistem bermain 4-2-3-1. Sepuluh pemain lainnya tetap menjadi starter Les Bleus, termasuk Antoine Griezmnan, Marcus Thuram dan Ousmane Dembele yang akan tetap paralel di belakang penyerang utama, sedangkan Adrien Rabiot dan N'Golo Kante masih menjadi poros permainan Prancis.
Theo Hernandez dan Jules Kounde juga tetap di kedua sayap pertahanan yang juga membantu Thuram dan Dembele di sayap serangan, selain menutup lebar pertahanan dengan mengapit William Saliba dan Dayot Upamecano dalam melindungi kiper Mike Maignan.
Di pihak Belanda, Koeman juga tetap menempatkan pemain-pemainnya dalam posisi seperti Deschamps menempatkan pemain-pemainnya. Itu artinya, Memphis Depay akan kembali menjadi ujung tombak seperti Giroud atau Mbappe di Prancis, dalam formasi 4-2-3-1.
Cody Gakpo dan Xavi Simons tetap mengapit Depay di kedua sisi serangan dengan posisi lebih mundur untuk sejajar dengan Tijjani Reijnders yang berdiri tepat di belakang Depay. Joey Veerman dan Jerdy Schouten menjadi pengatur keseimbangan permainan Oranye sekaligus bertarung dengan duet Rabiot dan Kante di Prancis.
Nathan Ake dan Denzel Dumfries kembali bertanggung jawab di sayap pertahanan untuk mengapit Virgil van Dijk dan Stefan de Vrij di jantung pertahanan Oranye di depan kiper Bart Verbruggen. Hampir semua pemain yang diturunkan kedua tim sangat akrab di telinga penggemar sepak bola global. Mereka dikenal tangguh di semua lini.
Kemerataan kekuatan antara kedua tim membuat hasil seri dalam pertandingan ini lebih besar dalam ketimbang kemungkinan salah satu dari kedua tim memenangkan laga ini. Tapi apa pun hasilnya, kedua tim tetap diunggulkan lolos dari fase grup.
Timnas Belanda. REUTERS
Apa Kata Ronald Koeman dan Didier Deschamps?
Ronald Koeman, pelatih Belanda: "Jika Anda memenangkan pertandingan pertama, itu membawa ketenangan dan kepercayaan. Kami akan membutuhkan semua itu melawan tim Prancis yang kuat, yang sering kami lawan dalam beberapa tahun terakhir."
"Kami tahu apa yang diharapkan. Kami akan melakukannya dengan sangat bagus untuk mendapatkan hasil yang kami inginkan. Di pertandingan pertama, ada banyak hal bagus, dan ada juga beberapa momen di mana kami seharusnya tampil lebih baik. Kami harus bermain dengan berani, itu kuncinya. Kita harus mengambil inisiatif."
Didier Deschamps, pelatih Prancis: "Ketika kami mengalahkan Belanda di kualifikasi, mereka kehilangan lima atau enam pemain kunci. Ini bukan tim yang sama, dan itu dibuktikan dengan hasil yang mereka peroleh sejak saat itu."
"Mereka akan menjadi tim yang jauh lebih kuat daripada yang kami hadapi di babak kualifikasi. Kami mencapai tujuan kami untuk memenangkan pertandingan pertama, tetapi sekarang, seperti halnya Belanda, target berikutnya adalah memenangkan pertandingan ini dan lolos tampil sebaik yang kami bisa dan menjadi yang paling berbahaya bagi lawan."
ANTARA | UEFA
Pilihan Editor: Argentina vs Kanada 2-0, Pelatih Lionel Scaloni Kritik Lapangan Stadion Tak Layak untuk Copa America