TEMPO.CO, Jakarta - Liga Inggris musim 2023-2024 menimbulkan luka yang menyakitkan untuk Manchester United. Tim yang pernah meraih 20 trofi liga itu memiliki rekor gol yang sangat buruk: selisih gol -1 (minus satu) di akhir musim.
Minus satu, yang dalam ilmu matematika berarti di bawah nol, seakan mencoreng nama besar Manchester United, klub yang sudah ada sejak tahun 1878. Minus satu itu bahkan seperti menutupi keberhasilan skuad asuhan pelatih Erik Ten Hag menjuarai Piala FA 2023-2024.
Sebagai catatan saja, terakhir kali Manchester United (MU) menorehkan minus di selisih memasukkan-kemasukan gol terjadi pada musim 1989-1990 atau 34 tahun sebelumnya.
Nasib MU di liga musim 2023-2024 dan 1989-1990 memang mirip. Selain sama-sama berselisih gol minus satu, pada masa itulah MU merasakan pahit di klasemen akhir karena cuma menduduki posisi di luar tujuh besar. Peringkat kedelapan di musim 2023-2024 dan ke-13 di 1989-1990.
Alasan di balik buruknya angka-angka itu tentu saja goyahnya pertahanan. Akan tetapi, seambruk-ambruknya benteng itu, tetap timbul pertanyaan bagaimana bisa tim sebesar Manchester United, dengan kualitas pemainnya yang mentereng, kebobolan 58 gol dalam satu musim liga 2023-2024.
MU tentu saja klub yang sangat jarang menerima gol sebanyak itu. Torehan kemasukan terburuk MU sebelumnya hadir pada musim 1978-1979.
Tentu ada yang salah, pasti ada yang masalah. Pertahanan MU pada musim 2023-2024, yang sempat digadang-gadang semakin kuat lantaran masuknya kiper Andre Onana dari Inter Milan dua pemain pinjaman yakni bek Sergio Reguilon (Tottenham Hotspur) serta gelandang bertahan Sofyan Amrabat (Fiorentina).
Mereka mempertebal lapisan pertahanan MU yang sudah diisi bek-bek berpengalaman yaitu Victor Lindelof, Harry Maguire, Lisandro Martinez, Raphael Varane, Diogo Dalot, Luke Shaw dan Aaron Wan-Bissaka. Belum lagi terdapat gelandang bertahan tangguh macam Casemiro.
Selanjutnya: Persoalan cedera