Gelandang Dede Ayew, yang ayahnya adalah legenda sepak bola Ghana Abedi Pele yang menjadi figur vital ketika The Black Stars—julukan tim—terakhir meraih gelar Piala Afrika pada 1982, mengemas gol semata wayang lewat tandukannya pada menit 30 untuk membantu tim finis sebagai runner up Grup di belakang Pantai Gading.
Burkina Faso, yang 'hanya' memerlukan hasil imbang, otomatis tersingkir. Skuad Paulo Duarte dipaksa bermain dengan 10 orang selama 24 menit jelang akhir permainan usai Mamadou Tall diusir.
Ghana akan berhadapan dengan tuan rumah Angola di perempatfinal yang akan digelar di Luanda, Minggu (24/1). The Black Stars sendiri banyak mempunyai peluang emas untuk mencetak gol. Namun setelah Ayew mengemas gol para pemain gagal menyelsaikan peluangnya dengan manis.
Burkina Faso, yang finis menjadi tim buncit pada Grup B, yang dikurangi menjadi tiga tim usai Togo mengundurkan diri etrkait penembakan pada bus rombongan tim, berusaha memaksakkan gol penyama kedudukan. Namun hanya pemain sayap Jonathan Pitroipa yang mampu menghujam pertahanan Ghana dan sempat menciptakan beberapa peluang emas.
Tall sendiri diusir keluar setelah menerima dua kartu kuning. “Itu merupakan pertandingan yang sangat penting bagi tim muda Ghana. Permainan ini menguras fisik dan psikologi pemain,” tegas pelatih Ghana Milovan Rajevac.
Rajevac kehilangan beberapa pemain kuncinya sebelum awal laga Piala Afika. Ia juga dipaksa melihat timnya bermain tanpa kapten Michael Essien yang dibekap cedera lutut ketika berlatih.
Essien sendiri dipaksa melihat permainan rekan setimnya dari tribun setelah memutuskan untuk bertahan dengan Ghana untuk memberikan dukungan, daripada kembali bergabung dengan Chelsea.
Pantai Gading akan bertemu Aljazair pada laga perempat final lainnya di Cabinda, Minggu.
REUTERS | BAGUS WIJANARKO