Kepala Divisi Hubungan Masyarakat PT Gudang Garam Yuli Rosyadi mengatakan proposal permohonan sponsor tersebut telah disampaikan manajemen Persik melalui Ketua Umumnya Samsul Ashar akhir tahun 2010 lalu. Namun dengan berbagai pertimbangan, perusahaan rokok terbesar di Kediri itu menolak permintaan tersebut. “Kami belum bisa berpartisipasi untuk Persik,” kata Yuli kepada Tempo, Rabu (19/1).
Sayang Yuli tak bisa menjelaskan secara detil alasan penolakan tersebut. Dia juga mengaku tidak mengetahui besaran nilai yang diajukan manajemen Persik kepada Gudang Garam.
Sumber Tempo di Gudang Garam mengatakan alasan penolakan tersebut karena laga Indonesia Super League (ISL) disponsori oleh PT Djarum. Sebagai sesama perusahaan rokok, Gudang Garam enggan terlibat dalam kegiatan yang sama. “Kan tidak lucu kami mensponsori tim yang bertanding di event kompetitor,” katanya.
Selain itu, klub Persik juga dinilai tidak memiliki nilai jual untuk mendongkrak penjualan produk Gudang Garam. Terlebih lagi saat ini prestasi tim tersebut terus terperosok dan tidak memiliki daya pikat sebagai ikon penjualan.
Sekretaris Umum Persik Barnadi belum bisa berkomentar atas penolakan itu. Dia berharap Ketua Umum Persik yang juga menjabat sebagai Wali Kota Kediri Samsul Ashar bisa mencarikan solusi keuangan Persik dari APBD. “Pak Wali harus bisa mencarikan sumber dari pos anggaran lain,” katanya.
Barnadi menjelaskan nilai subsidi yang diberikan APBD belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan klub. Dia menganalogikan, jika pasokan dari APBD sebesar Rp 5 miliar, maka kontribusi dari sponsor harus sebesar Rp 7,5 miliar.
HARI TRI WASONO