TEMPO.CO, Libreville - Coach Herve Renard patut mendapatkan acungan jempol setelah Zambia, yang tak pernah diperhitungkan dalam kancah sepak bola Afrika, berhasil merebut tropi juara Piala Afrika 2012.
Zambia berhasil menggulung tim favorit juara, Pantai Gading, melalui drama adu penalti dengan skor 8-7, menyusul hasil seri 0-0 sejak menit pertama pada final yang berlangsung di Stade de l’Amitie, Senin dinihari WIB.
Selain pelatih, pujian juga patut diberikan kepada Stoppila Sunzu setelah tendangannya dari titik 12 pas merobek jala tim "Gajah-gajah" sekaligus sebagai penentu kemenangan.
Pelatih berkebangsaan Prancis yang menangani tim senior Zambia selama empat tahun ini mengatakan, untuk menyemangati tim, dia berusaha membangkitkan kenangan meninggalnya 18 pemain sepak bola Zambia akibat kecelakaan pesawat terbang di Gabon, 1993.
"Mereka menemukan kekuatan, saya tidak tahu di mana," ujar pria berusia 43 tahun itu seraya menyebutkan perlawanan para anak asuhnya diiringi deraian air mata. "Saya katakan kepada mereka, jika kita masuk final maka kita akan berziarah ke Gabon, tempat pesawat terbang jatuh."
Zambia masuk final sebagai tim underdogs, namun kemenangan di depan 40 ribu penonton yang menyesaki Stadion Persahabatan di Ibu Kota Gabon, Libreville, mengejutkan banyak pihak. Apalagi yang ditumbangkan adalah favorit juara, Pantai Gading, yang diperkuat oleh sejumlah pemain berpengalaman di Liga Inggris.
"Para pemain saya bermain sangat bagus," kata Renard. "Kami bukanlah yang terbaik, tetapi kami memiliki kekuatan yang membuat kami juara Piala Afrika."
"Mereka mungkin membuat banyak kesalahan di sana-sini, namun Anda dapat menyaksikan banyak bakat ada di sini," ujarnya kepada wartawan.
REUTERS | CHOIRUL