TEMPO.CO , Manchester: Wayne Rooney benar-benar merasa bersyukur. Meski luka di pahanya sungguh mengerikan, sepanjang 6 inci, tapi, “Untung tidak sampai menembus arteri saya,” katanya. Arteri itu adalah femoralis. Bila itu ikut tersayat dan tak segera diobati, seseorang bisa mati kehabisan darah hanya dalam waktu 10 menit. “Kupikir karierku habis dalam pertandingan itu. Terima kasih, Tuhan,” kata Rooney.
Hasil diagnosis itulah yang kemudian membuat Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA) menginginkan penyelidikan lebih lanjut tentang bahaya yang bisa ditimbulkan sepatu yang dipakai Huga Rodallega, pemain Fulham yang bertabrakan dengan Rooney, itu. “Ini merupakan proses lanjutan. Kami ingin melihatnya lebih jauh,” kata Ketua PFA Gordon Taylor.
Mereka sangat ingin tahu apakah sepatu yang dipakai Rodallega ikut andil terhadap luka Wayne Rooney itu. Kekhawatiran mereka adalah terletak pada pool sepatu yang mungkin terbuat dari bahan yang berbahaya, sehingga bisa menyayat paha pemain Manchester United itu. “Bahan sepatu seperti itu tajam dan berbahaya. Banyak penelitian tentang ini. Saya pikir ada juga yang tidak aman bagi pemain,” kata bos Wigan, Roberto Martinez.
Pool sepatu, demikian istilah populernya di Indonesia, sebenarnya adalah alat bantu dari sepatu yang dipakai dalam permainan sepak bola. Gunanya, agar saat dipakai sepatu ini mampu mengerem laju akibat lapangan rumput yang licin. Hal serupa ditemukan dalam sepatu golf.
Belakangan, dengan kemajuan teknologi, sepatu sepak bola dibuat semakin ringan agar gerak para pemain tidak lagi terbatas oleh berat sepatu yang dipakainya. Kulitnya dibuat dari bahan yang ringan. Warnanya tidak lagi hitam, tapi bisa merah, putih, bahkan merah jambu. Tren ultra-modern membuat sepatu sepak bola menjadi ringan, menarik di mata, dan terlihat seksi.
Pool sepatu sepak bola tak ketinggalan. Perubahan pun terjadi. Bentuknya tidak lagi seperti paku, melainkan bisa memanjang dan meruncing. Nah, inilah yang kemudian menjadi masalah, setelah luka di paha Rooney muncul. Orang di Inggris menyebutnya “blade” karena bentuknya seperti pisau.
Bryan Byrne, bekas pemain New England Revolution, di bawah asuhan pemain Liverpool, Steve Nicol, yang kini mengasuh sebuah portal sepak bola, tidak terlalu setuju dengan penyebab luka di paha Rooney itu akibat “blade” di sepatu Rodallega. “Mungkin yang terjadi, pool semacam itu telah memainkan semacam peran dalam menyebabkan kulit sobek,” tuturnya.
Sebenarnya, sejak jauh hari, tak lama setelah pertandingan itu usai, wasit Graham Poll yang memimpin pertandingan itu, menyatakan sepatu yang dipakai Huga Rodallega bukan tergolong yang berbahaya. “Saya ingin tahu apakah dia memakai ‘blade’ atau pool sepatu bola biasa. Ternyata tidak memakai sepatu dengan pool biasa,” katanya.
Lagi pula, menurut dia, asisten wasit Phil Gibbs, seperti biasa, memeriksa sepatu yang dipakai pemain Kolombia itu. Kalau membahayakan, tentu Rodallega ditolak masuk lapangan.
DAILYMAIL | THE SUN | METRO | IRFAN
Berita lain:
Luka Robek di Paha Nyaris Bikin Rooney Pensiun
Madrid Segera Akhiri Spekulasi Soal Ronaldo
Legenda Milan Sebut Cassano Banyak Omong
Tampil Impresif, Cleverley Dipuji Giggs
Italia Kehilangan Jati Diri