TEMPO.CO, Jakarta- PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) berencana memberikan subsidi kepada klub-klub di Liga Prima Indonesia (LPI) dan Divisi Utama di kompetisi musim depan 2013-2014 untuk mengantisipasi krisis keuangan klub peserta. Menurut Ketua LPIS, Widjajanto, rencana tersebut saat ini terus dimatangkan dengan semua pihak.
"Dana sudsidi akan diberikan setelah penandatanganan kesepakatan. Itu kesepakatan kami," kata Widjajanto, di Jakarta, Rabu, 26 Desember 2012 Namun Widja tidak meyebut kapan penandatanganan kesepakatan tersebut akan dilaksanakan.
Ia pun tidak memerinci besaran nominal yang akan diberikan kepada setiap klub. "Yang jelas cukuplah. Uang subsidi itu hasil kerja sama dengan mitra strategis LPIS," ujar Widjajanto lagi.
Sikap LPIS tersebut berbeda dengan sikap regulator Liga Super Indonesia (LSI), yang memilih untuk memberikan dana talangan kepada klub yang memiliki kesulitan keuangan. Besaran dana talangan bervariasi, mulai Rp 2 miliar hingga Rp 6 miliar.
"Tiap klub wajib mengembalikannya (dana talangan) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Bergantung pada kesepakatan saat dana dikucurkan," kata Ketua PT Liga Indonesia, Joko Driyono, akhir pekan lalu.
Terkait kick-off LPI yang sempat diwacanakan untuk diundur hingga Maret, Widja mengatakan, "Sampai saat ini belum ada arahan dari Komite Eksekutif untuk menunda kick-off LPI. Kami tetap fokus untuk memulai kompetisi mulai 9 Februari mendatang," kata Widjajanto.
Berdasar rilis Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), mayoritas klub LPI dan LSI masih menunggak gaji para pemainnya. Untuk klub LPI, klub yang masih menunggak, antara lain, Persija Jakarta, Bontang FC, Persiba Bantul, dan Persibo Bojonegoro. Adapun untuk LSI, klub yang menunggak antara lain Deltras Sidoarjo, PSMS Medan, PSPS Pekanbaru, Arema Indonesia, dan Persija Jakarta.
ARIE FIRDAUS