TEMPO.CO, Guangzhou--Malang benar nasib juara bertahan Liga Primer Inggris, Manchester United. Setelah tersisih dari Piala FA dan Piala Liga serta kalah dari Stoke City Sabtu pekan lalu, kali ini kabar buruk datang dari Cina.
Sebuah survei terhadap fans sepak bola Cina menyatakan Arsenal telah melampaui MU sebagai klub paling populer di Cina. Survei itu diadakan Pusat Bisnis Internasional Olahraga (CIBS) Universitas Coventry dari Inggris antara September hingga November tahun lalu. Penelitian itu melibatkan 15.586 responden.
Setelah MU, posisi ketiga klub terpopuler ditempati klub Italia, AC Milan. Di tempat keempat ada klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Di bawahnya lagi ada Barcelona.
Salah seorang peneliti, Jiajia Song, memberi salah satu alternatif penjelasan mengapa fans sepak bola Cina lebih memilih Arsenal daripada MU. Padahal, MU-lah yang rutin melakukan tur ke Cina. "Para penggemar lebih mungkin mendukung suatu klub saat pemain dari tim nasional favorit mereka sering berada di starting line-up klub itu," kata Jiajia Song.
"Hal ini berarti pemain seperti Mesut Ozil dan Lukas Podolski, keduanya merupakan pemain tim nasional Jerman yang bermain di Arsenal, berpotensi memenuhi peran pemasaran bagi klub, negara, dan liga," Song menambahkan.
Arsenal pertama kali bermain di Cina pada 1995, tapi tidak melakukan tur lagi hingga 2011. Alasannya, sang manajer Arsene Wenger lebih memilih berfokus menghabiskan pramusim dengan berlatih di Eropa ketimbang melakukan tur internasional yang mendatangkan profit bagi klub.
Banyak rival Arsenal di Liga Primer, seperti MU, Manchester City, Liverpool, dan Chelsea, melakukan tur ke Cina dan negara lain di Asia. Klub-klub itu berharap perjalanan ke Asia bisa menambah pemasukan.
Sekalipun begitu, kata Profesor Simon Chadwick, direktur CIBS, potensi penerimaan dari basis penggemar global sebuah klub tidak dimaksimalkan. "Tidak diragukan bahwa klub mendapatkan pemasukan dari Cina, Korea Selatan, dan Jepang," ujar Chadwick di Twitter. "Mengenai apakah mereka menghasilkan keuntungan atau tidak, itu adalah masalah berbeda."
"Umumnya, kurang dari 10 persen dari hasil penjualan klub Liga Primer Inggris datang dari penjualan di luar negeri," Chadwick menjelaskan. "Bandingkan dengan sepak bola Eropa dengan NBA (liga bola basket Amerika Serikat) di Cina. NBA memiliki infrastruktur pemasaran yang dibangun di Cina untuk memaksimalkan kesempatan melayani fans dan konsumen."
Sekarang, Arsenal dan klub lain di Liga Primer Inggris menganggap layak tur mereka ke Asia dan bermain di depan fans dunia. Namun, mereka juga harus menghadapi kompetisi domestik Cina yang sedang bertumbuh.
Liga Super Cina didirikan pada 2004. Liga itu menggantikan Liga Jia-A yang dibuat 10 tahun sebelumnya. Jumlah klub Liga Super Cina sekarang mencapai 16.
Guangzhou Evergrande merupakan klub yang paling sukses di Cina saat ini. Pada November lalu, klub itu menjadi pemenang Liga Champion Asia. Juara Cina itu mengklaim memiliki 45 ribu fans.
Evergrande dilatih Marcello Lippi, mantan pemain Italia yang memimpin Italia pada Piala Dunia 2006. Dasar kesuksesan Lippi adalah dia memiliki pemain-pemain berbakat yang sedang berkembang. Ia hanya memiliki tiga pemain asing. Liga Cina membatasi kepemilikan pemain asing tiap klub maksimal lima orang.
CNN | GADI MAKITAN
Baca juga:
Ini Gaya Baru Potongan Rambut Balotelli
Xavi Masih Dendam dengan Brasil
Incar William Carvalho, MU Butuh Rp 749 Miliar
Jadwal dan Siaran Pertandingan Bola Hari Ini