TEMPO.CO, Jakarta - Menanti setiap pertandingan kini terasa sangat menyiksa buat Steven Gerrard. Kapten The Reds ini mengaku selalu tidak sabar dalam menghadapi laga-laga sisa, termasuk menjalani laga melawan Norwich di Carrow Road, petang nanti.
“Saya lebih suka menghadapi sisa pertandingan ini setiap hari, bukan sepekan sekali seperti sekarang,” katanya. “Kalau bisa, saya ingin empat sisa pertandingan itu bisa diselesaikan dalam empat hari.”
Gerrard memang sudah tidak sabar lagi segera mengakhiri musim ini dengan sempurna, yakni mengangkat piala yang terakhir kali dilakukan para seniornya pada 1990, atau 24 tahun yang lalu.
Kesempatan kini menghampirinya. Di antara dua seterunya yang masih punya peluang juara, yakni Chelsea dan Manchester City, Liverpool jauh lebih memiliki kesempatan untuk menjadi yang terbaik dalam Liga Primer.
“Ini adalah pekan yang berat untuk mempersiapkan laga-laga yang tersisa, dan semua orang tahu bagaimana saya sangat menginginkannya.”
Ternyata itu sangat merepotkan Gerrard. Beragam cara dia lakukan untuk bisa mengalihkan sejenak pikirannya dari sepak bola. “Saya berusaha untuk tidak terus memikirkannya. Saya menonton televisi, bermain bersama anak-anak, atau mengobrol dengan teman-teman saya yang lain,” katanya.
Dari empat laga tersisa, Gerrard mengaku emosinya kerap ikut terkuras dan pecah saat Liverpool menundukkan Manchester City dalam pertandingan di Anfield, pekan lalu. Kapten 35 tahun itu pun menangis terharu.
Pertandingan melawan Norwich, yang pada pekan lalu disebutnya sebagai laga penentu keberhasilan The Reds musim ini, sepertinya kembali akan menjadi laga yang emosional baginya. Terlebih karena gelar yang lama dinanti itu kian mendekat.
ECHO | IB