Untuk mencegah kejadian tersebut berulang itulah Chelsea merilis peringatan agar para pendukungnya tak berbuat macam-macam, termasuk meneriakkan "Yid" saat laga final Piala Liga Inggris melawan Tottenham.
Yids berawal dari kata Yiddish, sebutan untuk kaum Yahudi yang bermukim di Inggris. Istilah ini identik dengan pendukung Tottenham Hotspur. Bagi mereka, istilah ini sangat sensitif dan seringkali dianggap penghinaan.
Selain Chelsea, upaya pencegahan juga dilakukan Organisasi Anti Diskriminasi (Kick it Out) di London. Mereka meminta polisi mengerahkan lebih banyak personelnya untuk mengawal laga ini.
"Kami menerima banyak sekali komplain setiap kali Chelsea berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Kami harus menempatkan lebih banyak polisi di sana," kata Lord Ouseley, presiden Kick it Out.
Chelsea tak main-main dengan ancamannya terhadap para pelaku rasis. Mereka telah melarang tiga pelaku rasisme di paris memasuki Stadion Stamford Bridge. Larangan ini berlaku seumur hidup.
Inggris memang menerapkan aturan yang ketat soal rasisme. Jangankan pendukung, sejumlah pemain beken di liga tersebut juga pernah dikenai sanksi karena kasus ini, seperti John Terry dan Luis Suarez.
THE GUARDIAN | BBC | DWI AGUSTIAR