TEMPO.CO, Makassar - PT Liga Indonesia, selaku operator Liga Super Indonesia, menawarkan turnamen lain saat bertemu dengan 18 klub peserta Liga Super 2015--kini bernama Qatar National Bank (QNB) League--di Jakarta pada Rabu, 6 Mei 2015. Sebelumnya, pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan QNB League 2015 dengan alasan force majeure. Alasan ini biasanya dipakai jika ada kejadian-kejadian yang tak dielakkan yang mengganggu kompetisi, seperti bencana alam atau perang. Pengurus PSSI melakukan hal itu setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan PSSI karena badan sepak bola nasional ini mengabaikan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) soal klub-klub Liga Super yang tidak memenuhi syarat mengikuti kompetisi.
"Kami menawari turnamen lain atau semacam Piala Liga kepada semua klub Indonesia," kata Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia Joko Driyono, Kamis, 7 Mei 2015. Menurut Joko, dalam pertemuan dengan 18 klub pada Rabu, 6 Mei 2015, mereka juga memberikan penjelasan tentang sikap PSSI yang menghentikan kompetisi musim ini. "Kita hanya berikan penjelasan dalam pertemuan itu, jadi tidak ada keputusan apa pun," ujar Joko. Sebagian klub Liga Super dikabarkan kecewa karena PSSI memutuskan menghentikan kompetisi tanpa berbicara dengan mereka.
Joko menjelaskan, idealnya, simulasi lanjutan kompetisi liga pada 19 Juni 2015 dan diproyeksikan digelar mulai September 2015 hingga Mei 2016. Dengan proyeksi tersebut, ada waktu kosong pada Juni-Agustus 2015. " Masa inilah yang memungkinkan membuat event dengan beberapa opsi. Tapi kita akan bawa dulu ke RUPS (rapat umum pemegang saham) luar biasa (PT Liga Indnesia) pada 12 Mei nanti," tutur Joko.
Pengamat sepak bola nasional, Andi Darussalam Tabusalla, mengatakan, jika QNB League sulit digulirkan kembali, harus ada turnamen atau liga, agar pemain bisa bertanding lagi. "Tim kan sudah melakukan persiapan lama, jadi memang harus ada solusi dari dihentikannya kompetisi QNB League ini," kata Andi.
DIDIT HARIYADI