TEMPO.CO, Jakarta--Jose Mourinho tak hanya dikenal ambisius dalam menyokong anak asuhnya Chelsea kembali memenangi Liga Inggris. Pelatih asal Setubal, Spanyol, itu juga terkenal dengan "mulut besar"-nya. Mou--demikian dia disebut--kerap kali melontarkan kritik yang tajam baik kepada saingannya di lapangan, wasit, hingga ke penonton.
Bahkan dia sempat terancam sanksi Komisi Disiplin Induk Sepak Bola Inggris (FA) karena mencerca wasit pada awal tahun. Terakhir, pelatih 52 tahun itu menudih ada upaya untuk menjegal Chelsea secara terselubung agar tak memenangi Liga Inggris. Pernyataan itu meluncur dari mulutnya setelah duel dengan Liverpool dalam semifinal Piala Liga Inggris, akhir Januari.
Akhirnya mempersembahkan trofi untuk The Blues, julukan Chelsea, Mourinho sepertinya ingin bertobat. Dia menyiratkan penyesalan atas kata-kata kasarnya saat sedang dalam situasi yang sulit, "Mungkin itu bukan kata yang bagus. Mungkin saya akan menariknya, tapi itu kenyataan," katanya.
Morinho mengatakan sebenarnya bukan orang yang mudah menyesali perlakuan sendiri. Apalagi yang sudah terjadi tak akan mungkin bisa diulang. Ia pun cenderung akan membiarkannya kendati itu buruk, "Tapi kami memiliki banyak kesalahan, itulah kenyataannya," kata dia, "Inilah adalah sepak bola," kata dia menambahkan.
Dia mengakui banyak membuat keputusan yang buruk sehingga anak asuhnya kerap terjerembab dalam kekalahan. Oleh karenanya Mou juga mengakui tuduhannya tak selamanya benar, "Karena keputusan saya kadang juga buruk, tidak ada masalah."
Mourinho kini di atas angin setelah kali kedua membawa Chelsea memenangi Liga Inggris. Ia tengah menanti bonus Rp 1 triliun dari manajemen The Blues bila membawa anak asuhnya memenangi Liga Champions musim depan.
DAILY MAIL | TRI SUHARMAN