TEMPO.CO, Jakarta -Nama Renato Sanches mungkin tak setenar pemain muda Dele Alli atau Marcus Rashford, namun Manchester United sangat ngebet untuk membeli pemain asal Portugal itu. Gelandang muda Benfica itu disebut mirip gelandang-gelandang legendaris seperti Paul Scholes, Edgar Davids dan Clarance Seedorf.
Nama Sanches berkibar baru seumur jagung. Semua bermula pada November lalu ketika Benfica mengalami rentetan hasil buruk di Liga Portugal. Mereka kalah tiga kali beruntun dan terperosok dari papan atas klasemen dengan selisih 8 angka dari pemuncak klasemen, Sporting Lisbon.
Mereka juga tersingkir dari Piala Portugal saat itu. Padahal Benfica adalah juara Liga Portugal musim lalu.
Pelatih Benfica, Rui Vitoria, yang mendapat desakan untuk mundur pun melakukan spekulasi dengan menarik Sanches dari tim Benfica B. Perjudian itu ternyata berhasil. Sejak Sanches hadir akhir November lalu Benfica mampu menang 20 kali dari 21 laga di Liga Portugal. Mereka hanya kalah sekali dari FC Porto.
Hasil itu membuat Benfica kini memuncaki klasemen Liga Portugal dengan selisih 2 angka dari Sporting. Posisi Rui Vitoria pun aman hingga saat ini.
Sebagai pemain muda, Sanches dinilai memiliki kematangan dalam bermain. Dia mampu menjadi jenderal lapangan tengah Benfica yang musim ini ditinggal oleh Enzo Perez ke Valencia. Sanches dinilai sebagai gelandang pekerja keras yang memiliki kreativitas tinggi.
Dia memiliki stamina yang luar biasa hingga Vitoria sangat jarang menariknya pada pertandingan. Dia juga memiliki tendangan jarak jauh super keras yang dinilai sebagai salah satu aset terbesarnya. Sanches mencetak gol pada laga pertamanya untuk Benfica dari tendangan super kerasnya itu.
Sanches juga sangat pintar menjaga area pertahanannya. Dia memiliki kemampuan tackling yang baik sehingga kerap membuat lini serang lawan frustasi.
Namun kecenderungan tackling keras yang dilakukannya juga membuat pemain ini kerap mendapatkan kartu kuning. Dalam beberapa kesempatan bahkan dia hampir diusir keluar lapangan karena mendapat kartu kuning kedua.
Dia juga memiliki kemampuan menggiring bola yang baik. Namun hal ini kerap disebut sebagai salah satu kelemahannya karena dia dinilai sedikit egois dalam bermain. Hal lain yang menjadi kelemahannya adalah akurasi umpannya yang kadang kerap eror. Namun hal itu tak lepas dari gaya permainan Benfica yang mengandalkan kecepatan aliran bola ke lini depan.
DAILYMAIL|MIRROR|FEBRIYAN