TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto menanggapi kembalinya tersangka korupsi La Nyalla Mattalitti ke Indonesia setelah dideportasi dari Singapura.
Menurut Gatot, hal itu bisa dimanfaatkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk segera menentukan status La Nyalla. Sebagaimana diketahui, La Nyalla masih berstatus Ketua Umum PSSI. "Lazimnya sebuah organisasi olahraga harus segera memiliki ketua umum definitif," ujar Gatot saat dihubungi Tempo, Rabu, 1 Juni 2016.
Sebagai mana diketahui, La Nyalla adalah tersangka dugaan korupsi hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur sebesar Rp 5,3 miliar pada 2012 dan pencucian uang hibah Rp 1,3 miliar di institusi yang sama tahun 2011. Sebelum sempat ditahan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, La Nyalla melarikan diri ke Singapura.
Sebelum dideportasi, La Nyalla bersembunyi di Singapura sejak Maret lalu. Jejaknya bahkan tak terendus meski masa tinggalnya sudah habis, paspornya dibekukan, dan rekeningnya diblokir. Jaksa Agung Muhammad Prasetyo sempat menyatakan La Nyalla mendapat bantuan selama bersembunyi di Singapura.
Gatot mengaku belum mendapatkan kabar dari PSSI, apakah asosiasi itu akan segera memastikan status La Nyalla. Lagi pula, tutur Gatot, hal itu adalah hak PSSI sepenuhnya.
Gatot menambahkan, munculnya La Nyalla saat ini tidak akan berpengaruh banyak pada penyelesaian masalah kompetisi sepak bola di Indonesia. Hal ini karena proses penyelesaian sudah berjalan lebih dulu oleh pelaksana tugas.
"Cuma ya lazimnya mereka segera menentukan ketua umum definitifnya. Saya tidak begitu tahu mekanisme apa yang akan mereka gunakan. Hal itu tergantung internal, statuta PSSI," ucap Gatot.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari pihak PSSI terkait dengan status La Nyalla. Juru bicara PSSI, Tommy Welly, belum merespons pesan singkat yang dikirim Tempo.
ISTMAN M.P.