TEMPO.CO, Bangkalan - Pelatih Madura United, Gomes De Oliviera, mengatakan mental Fabiano Beltrame dan kawan-kawan terpengaruh oleh sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin Indonesian Soccer Championship berupa larangan bertanding di kandang selama tiga pekan. "Pasti ada pengaruhnya, apalagi sampai tiga pertandingan," kata dia, Kamis malam, 16 Juni 2016.
Komisi Disiplin menjatuhkan sanksi itu atas insiden penyalaan flare oleh kelompok suporter K-Conk Mania, saat laga Madura United melawan Persiba Balikpapan, di Stadion Gelora Bangkalan, Senin lalu, 13 Juni 2016. Suporter menyalakan flare untuk merayakan ulang tahun ke-7 K-Conk Mania.
Namun Gomes mengaku telah berbicara dengan para pemain agar tak mempersoalkan pemindahan tempat pertandingan. Di mana pun tempatnya, pertandingan tetap 90 menit karena pemain harus tetap bersemangat mencapai target meraih 12 poin dari 4 pertandingan selama Ramadan. "Tempat pertandingan jangan dijadikan alasan," ujarnya seusai latihan di Stadion Gelora Bangkalan, Kamis malam.
Kapten Madura United, Fabiano Beltrame, mengaku tidak mempersoalkan sanksi itu. Dia mengaku terbiasa bermain di luar kandang. Seperti saat ia masih memperkuat klub Ibu Kota, Persija Jakarta. Ketika itu, Persija terkena sanksi dan harus bermain di Stadion Manahan Solo. "Tidak ada bedanya bertanding di tempat lain," tuturnya.
Namun dia berharap Komisi Disiplin tetap mengizinkan penonton masuk stadion saat Madura United menjalani hukuman. "Yang penting ada penonton, di mana pun tidak masalah," ucapnya.
Sebelumnya, dalam sebuah surat keputusan yang beredar di kalangan wartawan, Komisi Disiplin ISC menjatuhkan sanksi bahwa Madura United harus bertanding di tempat netral pada pekan ke-7, ke-8, dan ke-9. Namun surat tersebut tidak merinci apakah pertandingan di tempat netral tersebut dengan atau tanpa penonton.
MUSTHOFA BISRI