TEMPO.CO, Jakarta - Sam Allardyce menyadari akan ada rasa gugup dan cemas saat ia memimpin pasukan Inggris untuk pertama kalinya sebagai pelatih pada laga kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Slovakia, Minggu malam, 4 September 2016.
Rasa gugup dan cemas itu bahkan sudah ia rasakan pada persiapan terakhir menjelang laga yang akan digelar di Trnava City Arena, Slovakia, tersebut. Namun Allardyce harus memberikan hasil terbaik karena menjadi juru taktik The Three Lions adalah ambisi terbesar dalam hidupnya.
Baca Juga:
"Saya pikir akan ada rasa gugup, ya," kata Allardyce, seperti dilansir ESPN, Minggu ini. "Menurut saya, pada setiap pekerjaan baru, Anda akan gugup. Tapi Anda berharap pemain bisa banyak bicara untuk Anda. Ketika berjalan di atas garis putih, mereka akan memberikan yang kami inginkan, dan itu adalah kemenangan."
Bekas pelatih Sunderland itu yakin bisa mengatasi rasa gugup. "Sangat gugup di permulaan. Tapi, begitu pertandingan dimulai, rasa itu akan meninggalkan saya, dan saya akan berfokus pada pertandingan. Saya tidak akan mendengar orang-orang di sekitar. Saya hanya melihat tim ini dan apa yang saya butuhkan untuk berkomunikasi," ucapnya.
Allardyce menepis segala spekulasi dan dugaan intrik yang beredar menjelang laga debut itu menyusul langkahnya mengumumkan susunan pemain Inggris lebih awal, dua hari sebelum pertandingan digelar.
Tak ada perubahan besar dalam skuad timnas Inggris karena ia membawa pasukan yang sama dengan tim yang dibentuk Roy Hodgson pada Piala Eropa 2016, kecuali Dele Alli yang digeser Jordan Henderson.
"Ada diskusi bersama semua orang," katanya. "Itu hal menarik bagi saya, kualitas pemain pada pekan ini, energi dari para pemain, dan persahabatan. Sangat baik bagi saya untuk melihat proses seleksi yang cukup sulit."
Allardyce memberikan kesempatan kepada bek Manchester City, John Stones, yang memiliki gaya bermain seperti Rio Ferdinand, untuk menggantikan Chris Smalling di jantung pertahanan Inggris.
Allardyce juga tidak mau menggeser Joe Hart sebagai palang pintu utama timnas Inggris, kendati bekas pemain City itu sudah pindah ke Torino menyusul kebijakan Manajer Guardiola yang tak mau menggunakan jasanya.
"Dia melewatkan satu hari (pelatihan)," ujar Allardyce. "Presiden Torino meminjamkan pesawat untuknya, mengangkutnya, menurunkannya, memberinya tim medis, dan memulangkannya kembali."
ANTARA