TEMPO.CO, Jakarta - Mauricio Pochettino banjir pujian. Manajer Tottenham Hotspur ini disebut para pemainnya sebagai orang yang hebat. “Dia benar-benar manajer yang baik. Dia memperlakukan kami sebagai pemain dan juga individu,” kata Kyle Walker.
Walker yang bermain sebagai pemain belakang ini menyebut pria Argentina, 44 tahun, ini sebagai orang yang mau mendengarkan keluhan para pemainnya. “Kalau para pemain mengaku kelelahan, dia hanya bilang: ‘ya sudah kamu istirahat’,” kata dia.
Fisik memang menjadi perhatian utama Pochettino. Demi kebugaran pemainnya, masih kata Walker, kini pelatih asal Argentina itu tak lagi menyuruh mereka berlatih setiap hari.
Pochettino telah belajar dari dua kekalahan yang menyakitkan dalam beberapa pekan terakhir. Pertama, saat kalah dari Liverpool dan ditekuk KAA Gent 0-1 dalam Liga Europa, pekan lalu.
“Sebulan lalu, kami melakukan pertandingan dengan start yang lambat. Hasilnya, kami kalah oleh Liverpool dan Gent di pertengahan pekan,” kata Harry Kane, sang striker.
Dari dua kekalahan itu, Pochettino berusaha membawa kembali Spurs pada wujud aslinya, yakni tim yang bermain cepat dan terus menyerang, seperti yang ditunjukkan di awal-awal tahun. Nah, untuk itu dia membutuhkan kebugaran para pemainnya.
Hasilnya, langsung manjur. “Kami berhasil dan menciptakan banyak peluang dan bisa mencetak gol lebih banyak,” kata Kane.
Gol-gol yang dimaksud Kane tak lain yang dia cetak sendiri ke gawang Fulham, di babak kelima Piala FA, akhir pekan lalu. Mereka menang dengan gagah perkasa. Hat-trick Kane membuat mereka melaju ke babak perempat final.
Hasil positif ini juga yang akan mereka bawa saat melayani kedatangan tim Gent di leg kedua babak 32 besar Liga Europa, dinihari nanti di Wembley—kandang Spurs—untuk turnamen Eropa.
Di kandang lawan, mereka kalah 1-0 akibat gol dari pemain Gent, Jeremy Perbet, yang bersarang di gawang Hugo Lloris. Kini saatnya mereka membalas dengan kemenangan dua gol tanpa balas.
Mampukah? Di atas kertas, tentu Spurs lebih diunggulkan. Namun, belajar dari pengalaman lalu, Wembley ternyata bukanlah tempat yang menyenangkan buat mereka.
Dalam Liga Champions, di sana mereka kalah dua kali, yakni oleh AS Monaco dan Bayern Leverkusen. Satu-satunya kemenangan diperoleh saat mereka menjamu CKSA Moskow. Tapi kemenangan itu percuma karena mereka sudah tersingkir.
Kane cs tentu berharap itu hanya takhayul. “Kami akan main lagi di sana. Tak ada lagi yang harus dilakukan kecuali kembali memainkan sepak bola gaya kami,” kata dia.
LONDON EVENING STANFARD | UEFA | BBC | IRFAN