TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Sepak Bola Eropa, UEFA, diharapkan akan memperkenalkan format baru Liga Champions pada musim depan. Namun format itu kemungkinan baru akan digunakan pada 2018 karena terhambat masalah kontrak hak siar dan sponsor yang sudah diteken UEFA hingga musim 2017-2018.
"UEFA saat ini sudah memiliki kontrak dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk klub dan semua pihak yang terlibat dalam sepak bola. Karena itu, rencana untuk mengubah format kompetisi harus dikoordinasikan bersama dengan mereka," ujar juru bicara UEFA yang tak disebutkan namanya, seperti dilansir laman Guardian.
"Hingga saat ini, kami belum menerima proposal resmi sejak kontrak baru (20015-2018) kami tanda tangani bersama klub yang berkompetisi bersama kami," ujar juru bicara itu.
UEFA dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengubah format kompetisi Liga Champions untuk musim 2018. Perubahan format itu diajukan oleh sejumlah klub besar dari daratan Eropa yang khawatir karena pendapatan mereka tertinggal jauh dari pendapatan klub-klub di Liga Inggris.
Laman Guardian mengabarkan perubahan akan terjadi pada fase grup. Jika pada musim ini Liga Champions menggunakan format 8 grup dengan masing-masing grup diisi 4 klub, pada format baru itu UEFA hanya akan menggunakan format 2 grup yang masing-masing diisi 8 tim. Model ini disebut sebagai liga super mini.
Untuk memutuskan 16 grup yang lolos ke babak itu, UEFA tak akan mengubah formasi jatah tiap negara seperti yang sudah ada saat ini. Namun mereka akan menambahkan satu fase kualifikasi dengan menggunakan sistem tim unggulan dan tim nonunggulan. Dengan format seperti itu, klub-klub besar akan terhindar saling bertemu di babak awal.
Format seperti itu dipilih agar setiap tim besar bisa mendapatkan jatah bermain lebih banyak. Satu tim di tiap grup akan bermain 14 kali dalam format liga super mini. Setelah menjalani 14 kali pertandingan, dua tim teratas akan mendapat jatah ke babak semifinal.
Model kompetisi seperti ini dibuat agar setiap tim mendapat kesempatan lebih banyak bermain di Liga Champions. Dampaknya tentu saja mereka akan mendapat penghasilan lebih banyak dari hak siar.
Laman Guardian menyebutkan perubahan model kompetisi seperti ini sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan petinggi UEFA. Salah seorang sumber mereka di salah satu klub Inggris menyatakan UEFA sedang mempertimbangkan model itu secara matang.
"Mengubah babak grup menjadi apa yang disebut sebagai dua liga mini super sedang menjadi pertimbangan oleh UEFA," tulis media Inggris itu.
GUARDIAN|FEBRIYAN