TEMPO.CO, Jakarta - Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kemungkinan akan dilaksanakan beriringan dengan mulai dihelatnya kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) pada akhir April 2016 mendatang.
"Memang kalau KLB tidak haram buat kami dan bukan sesuatu yang naif. Sambil menunggu KLB itu, suasana harus kondusif ya, kan kita akan adakan ISC dan Presiden mau membuka nanti, ini pemerintah sudah mulai cair ya," kata Ketua Asosiasi PSSI Provinsi (Asprov) Jawa Barat. Duddy Sutandy, saat dihubungi Tempo, Ahad, 17 April 2016.
Menurut Duddy, dalam pertemuan perwakilan klub juga seluruh ketua Asprov bersama Presiden Joko Widodo di Istana, pada Jumat, 15 April 2016 lalu, selain membahas masalah ISC, Presiden yang didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi, membahas masalah KLB PSSI. "Pemerintah menyerahkan KLB kepada kami, sekarang tinggal bagaimana menindak lanjuti reformasi sepak bola yang diinginkan pemerintah itu," katanya.
Setidaknya, kata dia, ada dua opsi yang harus ditempuh Asprov beserta para pemilik klub guna merealisasikan upaya KLB itu. Opsi pertama, kata dia, tentu pemerintah harus secepatnya mencabut sanksi pembekuan PSSI. Dengan demikian, PSSI bisa langsung melakukan KLB. "Ya kan KLB harus diakui oleh FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia)," katanya.
Namun, kata Duddy, hal itu kemunkinan akan sulit. Musababnya, Kemenpora sebagai kepanjangan dari Pemerintah tentu enggan untuk mencabut sanksi terhadap PSSI. "Opsi pertama ini memang sulit dan nyaris tidak mungkin ya," kata dia.
Kemudian, muncul opsi kedua, yakni adanya permintaan dari para anggota resmi Asprov dan juga perwakilan klub untuk segera menggelar KLB PSSI. "Kalau misal permintaan itu disetujui oleh 2/3 anggoya itu, maka KLB ini bisa langsung," ujarnya. Artinya, kata dia sudah ada kesepakatan sebelumnya dari 34 Asprov ditambah 18 klub Indonesia Super League, ditambah klub divisi utama kurang lebih 16 klub dan dari liga Nusantara.
"Saya sangat memahami jika opsi pertama sungkan dilakukan karena ini artinya bisa ditafsirkan kok nggak loyal sama Ketum (La Nyalla Mataliti) kan kita juga ada simpati sama Ketum yang sedang dalam masalah," katanya.
Selanjutnya, kata dia, kalau memilih opsi kedua, bisa saja pemerintah menunjuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) sebagai pelaksana operator KLB PSSI nanti. "Tunjuk Koni untuk menginisiasikan opsi kedua," ucapnya.
"Masalah bisa clear karena kalau koni yang melakukan hal itu tidak melanggar statuta. Koni nanti mendapat kuasa dari seluruh anggota PSSI untuk melakukan komunikasi dengan FIFA. Karena kan KLB harus diakui dan dihadiri oleh FIFA," ujar dia.
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar siap mendukung KLB PSSI. Namun, Umuh menjelaskan prioritas utama saat ini adalah menatap berjalannya kompetisi ISC terlebih dahulu. KLB PSSI bisa dilakukan setelah kompetisi ISC berjalan. "Ini aja ISC berjalan dulu jadi nanti FIFA bisa lihat oh ini liga udah berjalan, berarti FIFA menilai bagus juga kan pengelolaannya," kata dia.
"Sekarang kan kita dalam keadaan begini, kita membenahi apa yang kita tempuh sekarang, makanya harus dijalani ya. Banyak yang mendorong mau KLB, ya sah-sah saja, KLB itu bukan hanya exco yang menjalankan, tidak itu murni fure dari keinginan anggota," kata Umuh."51 persen anggota sepakat menginginkan KLB ya sah dong KLB, kalau untuk kebaikan apapun itu saya setuju,"
AMINUDIN A.S.