TEMPO.CO, Jakarta - Pemain lini tengah Leicester City, Danny Drinkwater, mencoba mengesampingkan fakta bahwa timnya sedang terpuruk pada awal Liga Primer Inggris musim ini ketika tampil di kandang Club Brugge KV, Stadion Jan Breydel, Bruges, Belgia, dinihari nanti.
Inilah penampilan pertama Leicester dalam kejuaraan utama antarklub Eropa, Liga Champions, sepanjang sejarah. Ini loncatan yang mencengangkan setelah klub itu "secara tak terduga" memenangi Liga Primer musim lalu.
Kolektivitas yang menjadi andalan Leicester memenangi Liga Primer musim lalu untuk sementara tampak tak sanggup menahan gempuran lawan pada awal liga musim ini. Drinkwater, yang masuk tim nasional Inggris arahan pelatih baru, Sam Allardyce; dan penyerang Jamie Vardy, yang sudah merasakan kegagalan Inggris dalam Euro 2016, tak sanggup menjadi bintang yang mengubah jalannya pertandingan.
Manchester United, Manchester City, dan Chelsea dengan pelatihnya yang tersohor, yakni Jose Mourinho, Josep Guardiola, dan Antonio Conte, di atas kertas tampaknya akan mendominasi Liga Primer musim baru ini. Untuk sementara, sentuhan ajaib pelatih kawakan dari Italia, Claudio Ranieri, diramalkan berakhir musim ini, bahkan mungkin dengan tragis, yaitu terdegradasi.
Atas semua penilaian minor tersebut, Drinkwater mengatakan, "Jika kami bisa bermain untuk membuktikan bahwa pendapat orang-orang tersebut salah, itu akan menjadi hal sempurna. Bermain dalam Liga Champions adalah impian klub kami sejak dulu. Kami tentu tak ingin sekadar berpartisipasi."
Drinkwater lantas menyamakan posisi timnya dengan Nottingham Forest, yang menjadi juara Liga Inggris 1977/1978 setelah meraih tiket promosi kemudian langsung memenangi kejuaraan utama antarklub Eropa. Masa keemasan Nottingham Forest, yang kini sudah terpental dari Liga Primer, sudah dikaitkan dengan Leicester City ketika musim lalu tim itu memperlihatkan tanda-tanda kejutan.
“Saya tidak akan bilang kami tidak mampu menyamai Forest. Bodoh kalau saya bilang kami tidak bisa memenanginya. Musim lalu, hampir semua orang bilang kami tidak akan bisa memenangi liga, tapi kami berhasil melakukannya," ujar Drinkwater.
Untuk pertandingan pertama dalam Liga Champions, peluang Leicester seperti yang dikatakan Drinkwater ini masih bisa beralasan. Brugge, yang dilatih mantan kiper legendaris tim nasional Belgia, Michel Preud'homme, memang sedang kurang solid. Klub itu hanya meraih nilai tujuh dari enam pertandingan dalam Liga Belgia.
Soliditas Brugge tak lebih baik dari Leicester, yang sedang terpuruk pada urutan ke-16 Liga Primer dengan hanya meraih empat poin dari empat pertandingan. Namun, melawan tim lain dari grup mereka, seperti Porto, yang sudah kawakan dalam Liga Champions; dan FC Copenhagen dari Denmark, yang terkenal alot, peluang Leicester lolos masih cukup diragukan.
SPORT EXPRESS | NEW YORK TIMES | ESPN | HARI PRASETYO