TEMPO.CO, Jakarta - Henrik Larsson, 45 tahun, tengah mengalami titik rendah dalam kariernya sebagai pelatih. Mantan pemain Barcelona dan Manchester United ini harus menyaksikan tim asuhannya, Helsingborg, terdegradasi dari Liga Swedia setelah dikalahkan Halmstad 2-1 pada leg kedua play-off di Stadion Olympia, Minggu waktu setempat.
Larsson juga harus menerima kenyataan pahit lain dalam laga itu. Anaknya, Jordan Larsson, 19 tahun, sempat diserang suporter seusai pertandingan.
Jordan mencetak gol buat Helsingborg pada laga itu. Namun tim lawan—yang sempat menahan seri 1-1 pada laga pertama—mampu mencetak dua gol lewat Marcus Mathisen sehingga bisa menang 2-1.
Hasil itu membuat suporter marah. Mereka masuk ke lapangan, melempar berbagai barang, termasuk flare. Beberapa suporter yang mengenakan penutup kepala juga sempat menyerang Jordan Larsson. Mereka mendorong anak muda itu dan merobek kaus yang dikenakannya.
Henrik Larsson, yang tengah menjalani musim keduanya di klub tersebut, mengaku mengerti kekecewaan suporter, tapi tak menduga mereka akan melakukan hal seperti itu kepada anaknya. "Karena itulah saya pergi ke arah mereka, meski hal itu bukanlah tindakan cerdas," katanya.
Larrson mengaku akan bertahan di klub itu setelah terdegradasi. Namun ia juga mengaku tindakan suporter terhadap anaknya membuat ia waswas dan akan berlaku waspada sepanjang waktu. Namun ia tak khawatir hooligan akan mendatangi rumahnya. "Saya punya anjing di rumah," ujarnya.
Lihat videonya:
BBC | BLEACHER REPORT | NURDIN