Seorang Wartawan berkatifitas di depan kantor PSSI yang di Segel di Senayan, Jakarta, (17/5). 14 pengurus provinsi PSSI yang dibekukan olah Ketua Umum PSSI Djohar Arifin menunjukkan perlawanannya dengan melakukan penyegelan kantor PSSI. Tempo/Seto Wardhana
"Secara personal sebenarnya aktifitas kami berjalan normal. Kami sengaja belum membuka segel kantor sendiri karena ingin melihat langsung respon kepolisian. Tapi sampai hari ini belum ada tanggapan apapun dari mereka. Jadi, jika tidak ada tanggapan juga dalam satu atau dua hari ke depan kami akan buka sendiri," kata anggota Komite Eksekutif PSSI Roberto Rouw, Senin, 27 Mei 2013.
"Tapi khusus untuk laporan kami ke polisi, akan tetap dilanjutkan. Semua proses hukum akan tetap berjalan, kami tidak akan menariknya," Roberto menambahkan.
Pantauan di lapangan, aktifitas kantor PSSI memang tetap berjalan seperti biasa. Pengurus dan karyawan tetap bekerja meski harus memasuki kantor melalui pintu belakang. Begitu juga penerimaan tamu yang akan berkunjung ke PSSI.
Adapun penyegelan itu berawal dari ketidakpuasaan 14 pengurus provinsi yang tidak bisa menemui Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Bersama beberapa mantan anggota komeks, mereka bermaksud menanyakan nasib. Tapi lantaran tidak bisa menemui Djohar, mereka kecewa dan menggembok kantor PSSI dan menempelkan kertas bertuliskan "disegel".
Tindakan 14 pengurus provinsi dan beberapa mantan komeks itu sendiri telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, meski kelanjutannya belum jelas. Adapun 14 pengrov yang dilaporkan ke polisi juga telah melaporkan Djohar Arifin Husin ke polisi dengan dugaan pemalsuan dokumen.