TEMPO.CO, Zurich - Sepp Blatter kembali terpilih sebagai Presiden FIFA, badan tertinggi sepak bola dunia, dalam kongres di Zurich, Swiss, untuk kelima kalinya lewat pemungutan suara di tengah penangkapan dan tuduhan korupsi. Tujuh pejabat tinggi FIFA ditangkap di Swiss pada Rabu atas permintaan Amerika Serikat. (Baca: Dihajar Skandal Korupsi, Ini Peta Dukungan untuk Blatter)
Saingan Blatter, Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania, sempat memaksakan pemungutan suara berlanjut ke putaran kedua tapi ia mengundurkan diri. Dalam pidato kemenangannya, Blatter mengatakan: "Saya presiden sekarang, presiden semua orang," seperti dilansir BBC, Jumat, 29 Mei 2015.
Blatter, 79 tahun, menghadapi desakan pengunduran diri, termasuk dari Perdana Menteri Inggris David Cameron yang mengatakan bahwa Presiden FIFA harus berhenti, "lebih cepat lebih baik". Blatter memuji kemenangannya. Ia berterima kasih kepada semua orang yang memilihnya dan memuji keberanian saingannya, Pangeran Ali, untuk menarik diri. (Baca: Jika Blatter Pimpin FIFA Lagi, Ini Manuver Eks Bos MU)
Dalam pidato kemenangan yang bertele-tele sembari mengutip Yesus dan Allah, ia mengatakan: "Saya bukan manusia sempurna, tidak ada yang sempurna, tapi kami akan melakukan pekerjaan dengan baik bersama-sama. Saya mengambil tanggung jawab untuk membawa kembali FIFA di tempat seharusnya ... Ayo FIFA! Ayo FIFA!" (Baca: Sponsor Ramai-ramai Ancam Hengkang dari FIFA)
Michel Platini, Presiden Badan Sepak Bola Eropa atau UEFA, yang mendukung Pangeran Ali, mengatakan: "Saya bangga bahwa UEFA telah membela dan mendukung gerakan untuk perubahan pada FIFA, perubahan yang menurut saya sangat penting jika organisasi ini ingin mengembalikan kredibilitas dan martabatnya."
Platini sebelumnya mengatakan UEFA akan mempertimbangkan kembali hubungan dengan FIFA jika Sepp Blatter tetap menyelenggarakan pemilihan presiden baru FIFA pada Jumat, menyusul penangkapan 14 anggota dan mantan pejabat FIFA. "Secara pribadi, sebagai teman, saya meminta Blatter mengundurkan diri," ujar Platini dalam sebuah konferensi pers, Kamis, 28 Mei 2015. (Baca: Platini Ancam Tarik Keanggotaan UEFA dari FIFA)
GUARDIAN | BBC.CO.UK | BC
Berita terkait
Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis
21 Desember 2022
Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA
12 November 2022
The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Baca SelengkapnyaSepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022
9 November 2022
Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaProfil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi
19 Oktober 2022
Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.
Baca SelengkapnyaKorupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang
8 Juni 2022
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca SelengkapnyaFIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter
22 Desember 2020
Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.
Baca SelengkapnyaTanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss
3 Agustus 2020
Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.
Baca SelengkapnyaKasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti
26 Mei 2020
Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.
Baca SelengkapnyaFIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter
3 Mei 2020
Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.
Baca SelengkapnyaRusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022
8 April 2020
Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca Selengkapnya