TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Uni Pemain-pemain Sepak Bola Dunia FIFPro mengutuk FIFA dengan mengatakan olah raga ini telah dikuasai oleh "orang-orang yang tidak tertarik pada sepak bola" dan oleh karena itu para pesepakbola harus terlibat mereformasi organisasi itu.
Mengumumkan serangkaian inisiatif di kalangan perwakilan wanita dalam uni itu, Theo van Seggelen mengatakan bahwa perubahan pada badan sepak bola dunia FIFA yang tengah diterjang serangan skandal korupsi, harus melibatkan pemain sepak bola.
"Olah raga ini masih sangat konservatif, keluar dari sentuhan dan berulang kali gagal mengelola pertanggungjawabannya," kata pria Belanda ini.
"Struktur ketatakelolaan sepak bola yang dikutuk luas pada masa penuh krisis dan korupsi ini tidak menyediakan ruang yang layak untuk para pemangku kepentingan yang relevan dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi para pemangku kepentingan yang relevan itu.
"Salah satu kunci untuk membantu mengatasi hal ini, saya kira, adalah pemain. Pemain adalah sentral untuk model tata kelola seperti apa yang mesti direformasi demi menciptakan check and balance yang sangat dibutuhkan," sambung Van Seggelen.
"Sama sekali tidak ada keseimbangan. Kita diperintah oleh orang-orang yang sama sekali tidak tertarik pada sepak bola, sayangnya saya punya banyak contoh."
Van Seggelen mengatakan peran wanita yang akan lebih berpengaruh dalam sepak bola adalah salah satu kunci transformasi yang dia ingin lihat dari penataan olah raga ini.
"Pemain, penggemar, pelatih, wasit, semua dari kita menuntut sepak bola dibanggakan," kata dia menjelang final Piala Dunia Wanita Senin pagi WIB di Vancouver antara Amerika Serikat melawan juara bertahan Jepang.
"Saya kira wanita bisa menjadi kekuatan pendorong untuk ini. Perjuangan demi hormat dan pengakuan sebagai pemangku kepentingan yang sangat penting adalah hal yang kita semua bagi karena itulah yang diserukan sepak bola."
FIFPro mengatakan mereka kini membolehkan perempuan untuk bergabung dengan organisasi ini demi menerima representasi dan melindungi hak-hak perempuan.
Mantan penjaga gawang tim putri Swedia Caroline Jonsson berkata kepada Reuters ada keinginan tegas akan keragaman yang lebih pada puncak olah raga ini.
"Ini adalah peluang untuk mengatakan, 'Kami menginginkan ini'. Tentu saja ini adalah peluang untuk perubahan," jelas dia.
"Anda menghadapi kediktatoran yang tumbang di berbagai negara di mana rakyat di sana selalu berkata tidak pernah ada perubahan. FIFA memang bukan negara namun jika negara saja bisa berubah mengapa FIFA tidak bisa berubah? Ini terserah para anggota FIFA."
ANTARA
Berita terkait
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang
8 Juni 2022
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca SelengkapnyaRusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022
8 April 2020
Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaSkandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi
7 April 2020
Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar
31 Juli 2018
Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.
Baca SelengkapnyaPresiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA
13 Oktober 2017
Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.
Baca SelengkapnyaFIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor
28 Juni 2017
FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang
16 Juni 2017
Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS
Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan
10 Mei 2017
Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"
Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya
1 Maret 2017
Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.
Baca SelengkapnyaAleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini
15 September 2016
Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.
Baca Selengkapnya