Blatter Beberkan Skandal Piala Dunia & Korupsi FIFA  

Reporter

Editor

guruh riyanto

Kamis, 29 Oktober 2015 00:09 WIB

Presiden FIFA Joseph S. Blatter memberikan kata sambutan saat berlangsungnya Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, 29 Mei 2015. Walter Bieri/Keystone via AP

TEMPO.CO, Moskow - Presiden FIFA nonaktif Joseph Blatter atau Sepp Blatter akhirnya membeberkan mengapa Amerika Serikat membuat serangan ke Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA). Sebab, menurut Blatter, Amerika gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia. AS mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Namun FIFA malah memilih Qatar. FIFA juga menetapkan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018.

Blatter menyebutkan Presiden Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) Michel Platini menggunakan pemilihan tuan rumah Piala Dunia itu untuk mendorong AS memorak-porandakan FIFA. "Platini memulai konflik ini. Ketika berkembang menjadi politik, masalahnya tidak lagi Platini melawan saya," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS.

Platini memanfaatkan AS untuk kepentingan politiknya untuk menggusur Blatter. "Sebab, ia ingin menjadi Presiden FIFA, tapi ia tidak berani bertarung menjadi presiden," tutur Blatter.

Blatter menambahkan, UEFA ingin mendominasi FIFA sejak lama. UEFA berkehendak mengubah organisasi FIFA. "UEFA ingin membuat FIFA kelompok dari enam federasi saja. Konfederasi lain takut UEFA akan menguasai karena mereka punya uang dan pemain," kata Blatter.

BACA:
Tujuh Nama Berebut Tempat Gantikan Blatter
Blatter-Platini Diskors, Ini Bos Sementara di FIFA dan UEFA
Diskors, Presiden FIFA Non-Aktif Berupaya Pulihkan Reputasi

Selain itu, Blatter mencatat, Inggris akhirnya turut menyerang FIFA karena alasan sama. "Inggris kalah oleh Rusia. Mereka gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia. AS kalah oleh Qatar," ucapnya.

Meskipun mendapat serangan bertubi-tubi, Blatter yakin FIFA akan tetap bertahan. "FIFA bukan perusahaan komersial. Jadi apa yang mereka lakukan bersama Swiss, mereka menciptakan serangan ini melawan FIFA dan Presiden FIFA.

Kejaksaan Agung Amerika Serikat tengah melakukan penyelidikan terhadap skandal korupsi FIFA. Jaksa mempertanyakan pembayaran uang sebesar $ 2 juta dari Blatter ke Platini. Inggris juga akhirnya turun tangan atas kasus ini. Inggris menahan semua pejabat FIFA agar tidak bepergian ke luar negeri.

Skandal ini mengakibatkan geger pada tubuh FIFA. Buntutnya, FIFA menggelar kongres luar biasa untuk memilih pengganti Presiden Blatter. Kongres itu akan digelar di Zurich pada 26 Februari 2016. Hingga saat ini, enam kandidat secara resmi tercatat maju sebagai calon presiden. Di antaranya Michel Platini.

TASS | GURUH RIYANTO

Topik Terhangat: Bom di Mal Alam Sutera

Berita terkait

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.

Baca Selengkapnya

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Baca Selengkapnya

Soal Pembayaran Tak Wajar, FIFA Gugat Blatter dan Platini

17 Desember 2019

Soal Pembayaran Tak Wajar, FIFA Gugat Blatter dan Platini

FIFA mengajukan gugatan hukum di pengadilan Swiss kepada bekas presiden FIFA Joseph "Sepp" Blatter kepada bekas Presiden UEFA Michel Platini.

Baca Selengkapnya