Nurdin: Rangkaian Teror Ganggu Tim Nasional

Reporter

Editor

Selasa, 28 Desember 2010 07:02 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan (kiri), bersama Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Nurdin Halid (tengah), seusai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI, di Gedung MPR/DPR. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menyatakan, rangkaian teror yang diterima para pemain berpengaruh terhadap kekalahan tim sepak bola Indonesia oleh Malaysia 3-0 pada pertandingan final pertama Piala AFF di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Ahad malam lalu.

Selain gangguan sinar laser, Nurdin menyatakan para pemain Indonesia mendapat teror lain dari tuan rumah. Salah satunya adalah serbuk misterius yang ditaburkan di area gawang Markus Haris Maulana.

Persisnya serbuk apa, Nurdin tak tahu. Yang jelas, serbuk itu menyebabkan gatal-gatal di kulit. "(Asisten pelatih) Widodo dan tim dokter bilang, serbuk itu menyebabkan alergi, gatal-gatal. Bahkan Markus sampai bengkak-bengkak," kata Nurdin setelah menonton latihan tim nasional di kompleks Gelora Bung Karno kemarin. Menurut dia, temuan kasus serbuk itu akan diteliti lebih lanjut untuk kemudian diperkarakan. "Kita protes ke Malaysia."

Sorotan sinar laser yang sempat membuat pertandingan dihentikan, kata Nurdin, juga sangat mengganggu pemain Indonesia. "Setelah pertandingan dilanjutkan, konsentrasi pemain kita jadi buyar," katanya. Menurut dia, sinar laser itu menggunakan alat yang canggih yang tak dimiliki sembarang orang. "Bukan orang biasa yang melakukannya."

Nurdin juga menyayangkan adanya lemparan petasan dari penonton yang masuk ke lapangan. "Hampir mengenai Okto. Itu semua sangat mengganggu pemain kita. Sangat berpengaruh terhadap mental dan psikologis pemain," ujarnya.

Ia menambahkan, gangguan juga sudah dirasakan rombongan tim sejak tiba di bandara Kuala Lumpur, Jumat siang lalu. Saat itu rombongan sangat lama menunggu bus panitia yang akan membawa mereka ke hotel. Berbagai kasus itu, ia melanjutkan, sudah diprotes oleh PSSI secara lisan dan tertulis.

Pelatih tim Indonesia, Alfred Riedl, ogah mengomentari soal gangguan serbuk berbau mistis dalam pertandingan itu. “Saya hanya akan fokus pada masalah kesiapan pertandingan,” kata pelatih asal Austria itu.

Hermansyah, mantan pemain tim nasional, lebih menilai kemenangan Malaysia atas Indonesia karena daya juang mereka lebih bagus. Ia memuji kehebatan pelatih Malaysia, K. Rajagobal, yang mampu membangkitkan kepercayaan diri pemain sehingga lolos ke final dan membalas kekalahan dari Indonesia.

Ia juga menyatakan soal gangguan sinar laser seharusnya tak disikapi berlebihan. "Justru karena ditanggapi berlebihan, jadi berakibat buruk hilangnya konsentrasi pemain kita," katanya. "Pemain sudah mulai panas, tapi malah jadi drop setelah pertandingan dihentikan sementara."

Karena kekalahan 3-0 itu, Indonesia kini mengemban tugas berat dalam pertandingan final kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno besok. Agar jadi juara, Firman Utina dan kawan-kawan harus mengejar kemenangan dengan selisih empat gol.

Toh, Nurdin tetap optimistis bisa juara. "Perjuangan kita belum selesai, kita masih memiliki peluang yang sama besar. Yang penting, penonton kita nanti tak melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Kita harus tetap sportif," ujarnya.

BASUKI RAHMAT

Berita terkait

Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

27 Oktober 2015

Hadiah Piala Kemerdekaan dari APBN, Apa Kata Anggota DPR?  

DPR menyoroti kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menggunakan anggaran negara untuk membiayai hadiah Piala Kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

22 Oktober 2015

Hadiah Miliaran Rupiah Piala Kemerdekaan Diambil dari APBN  

Kenapa hadiah Piala Kemerdekaan diambil dari APBN?

Baca Selengkapnya

Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

13 Oktober 2015

Juara Piala Kemerdekaan Terima Hadiah Pekan Depan  

Tim Transisi menjanjikan hadiah yang cukup besar: juara pertama Rp 1,5 miliar, juara kedua Rp 1 miliar, dan juara ketiga Rp 750 juta.

Baca Selengkapnya

Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

12 Oktober 2015

Persib Vs Sriwijaya di Final, Atep Kejar Gol Kedua

Atep baru menyumbang satu gol di ajang Piala Presiden. Ia berambisi mencetak gol saat Persib melawan Sriwijaya di final.

Baca Selengkapnya

Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

5 Oktober 2015

Semifinal Piala Presiden, Sriwijaya Krisis Pemain Belakang

Sriwijaya FC harus kehilangan bek Syaiful Indra Cahya, yang selama ini menjadi andalan mereka.

Baca Selengkapnya

Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

3 Oktober 2015

Arema Berambisi Perpanjang Rekor Menang atas Sriwijaya  

Arema Cronus mengantongi rekor lima kemenangan beruntun melawan Sriwijaya FC.

Baca Selengkapnya

Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

24 September 2015

Piala Presiden, Pelatih Persib Minta Bobotoh Tetap Tenang

Menurut Djadjang Nurjaman, atmosfer di Bandung sedang panas jelang pertandingan perempat final kedua melawan Pusamania.

Baca Selengkapnya

Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

19 September 2015

Piala Presiden, Sriwijaya Berharap Rebut Poin dari Persebaya  

Statistik pertandingan memperlihatkan dalam lima pertemuan terakhir dengan Persebaya, Sriwijaya tiga kali menang dan sekali seri.

Baca Selengkapnya

Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

18 September 2015

Arema Cronus Waspadai Empat Pemain Bali United

Arema sudah menyiapkan strategi untuk mengamankan poin di kandang sendiri.

Baca Selengkapnya

Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

14 September 2015

Piala Presiden, Persebaya United Kantongi Kekuatan Sriwijaya

Persebaya United mewaspadai empat pilar Sriwijaya FC.

Baca Selengkapnya