TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) non-aktif Sepp Blatter menjalani perawatan di rumah sakit di Swiss selama sepekan terakhir. Dokter menyatakan ia mengalami gangguan emosional.
Kejadian bermula ketika Blatter mengeluh pada dokter karena merasa tidak sehat. "Pikiran dan hati saya selalu baik-baik saja. Namun, tubuh saya tidak," ujarnya.
Pemeriksaan dokter terhadap Blatter tidak menemukan permasalahan fisik mendasar. Pemeriksaan menemukan Blatter mengalami tekanan batin. Alhasil, dokter menyarankan Blatter untuk beristirahat selama lima hari.
Juru bicara Blatter, Klaus Stoehlker, mengatakan Blatter direncanakan kembali bekerja pada Selasa, 10 November 2015, waktu setempat. Pria berusia 79 tahun itu juga membatalkan wawancara dengan sebuah televisi Swiss.
Blatter tengah berada dalam masalah setelah Swiss membuka penyelidikan terhadap dirinya terkait aliran dana mencurigakan. Ia menggelontorkan dana Rp 26 miliar pada Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) Michel Platini. Ia juga melakukan penjualan hak tayang Piala Dunia secara tidak wajar pada bekas Presiden Persatuan Sepak Bola Karibia, Jack Warner.
Kasus tersebut berbuntut pada skorsing Blatter dan Platini selama 90 hari. Keduanya membantah sanksi dari komisi etika FIFA. "Pesan terpenting Blatter adalah ia akan mengerahkan seluruh kemampuan melawan skorsing selama 90 hari. Ia sangat yakin komisi etik tidak dapat mendepaknya," kata Stoehlker.
THE GUARDIAN | GURUH RIYANTO
Berita terkait
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang
8 Juni 2022
Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.
Baca SelengkapnyaRusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022
8 April 2020
Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaSkandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi
7 April 2020
Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar
31 Juli 2018
Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.
Baca SelengkapnyaPresiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA
13 Oktober 2017
Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.
Baca SelengkapnyaFIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor
28 Juni 2017
FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.
Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang
16 Juni 2017
Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS
Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan
10 Mei 2017
Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"
Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya
1 Maret 2017
Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.
Baca SelengkapnyaAleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini
15 September 2016
Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.
Baca Selengkapnya