TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Arsene Wenger menghadapi tantangan yang harus segera dijawab, yaitu membangun kembali kekuatan Arsenal tanpa Alexis Sanchez.
Itulah yang akan dijalani Wenger ketika memimpin Arsenal menjamu tetangganya, Chelsea, pada babak semifinal kedua Piala Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Kamis dinihari, 25 Januari 2018. Pada semifinal pertama di Stamford Bridge, pertandingan berakhir tanpa gol.
Pemain baru pindahan dari Manchester United, Henrikh Mkhitaryan, yang sebelumnya sempat membela United melawan Chelsea pada piala ini bisa membantu Wenger.
Apalagi, kalau penyerang Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang, bisa segera direkrut Wenger dari Borussia Dortmund. Para suporter Arsenal bisa membayangkan tim mereka bakal meraih kekuatan terbaik lagi.
Kepentingan Wenger untuk memperbaiki skuadnya tak hanya buat piala ini tapi lebih luas lagi. Tapi, jika berhasil menembus final dan tampil di Wembley tentu akan menolong Wenger dalam memulihkan reputasi mereka.
Memang, buat sebagian pendukung Arsenal, keberhasilan tim itu di Wembley dalam Piala Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) terakhir terkesan hanya untuk menyembunyikan rentetan kegagalan sebelumnya.
Wenger menyadari hal itu dan berusaha menerimanya saja.
“Lihat kami sudah beberapa kali tampil pada final (di Stadion Wembley). Apakah itu mengubah perasaan anda? Kamu merayakan sejumlah tim yang sudah tidak masuk final dalam 25 tahun dan kamu mematikan kami, meski kami memenang Piala FA tiga kali dalam empat tahun terakhir. Kami harus menerimanya,” katanya.
Apapun, kemenangan pada derby London ini sangat penting buat Wenger. Hal ini terutama untuk meyakinkan pendukung Arsenal bahwa ketajaman The Gunners akan malah lebih bagus setelah Sanchez hengkang.
Sedangkan pelatih Antonio Conte ingin membuktikan kata-katanya, yaitu kekompakkan dan keterampilan para pemain Chelsea sekarang akan lebih berguna dibandingkan mendatangkan pemain yang mahal-mahal seperti Sanchez di Manchester United.
Menembus final Piala Liga atau Piala Carabao ini bisa mengurangi rasa frustrasi Conte terhadap masa depannya yang belum pasti di Chelsea. Ia juga sudah mengungkapkannya kekecewaannya terhadap kelemahan soliditas skuadnya. Itu terjadi karena ia tak mendapat dukungan dana yang cukup untuk membeli pemain-pemain papan atas dunia.
“Jika anda ingin mendapatkan tim terbaik, anda harus mengeluarkan uang banyak. Jka tidak, kamu harus bergeser ke papan tengah dan berbelanja dengan uang 20 sampai 30 juta pound sterling,” kata Conte.
Ia tampak kesal karena Chelsea tidak bisa seperti Manchester United yang bisa mendatangkan Alexis Sanchez dengan harga mahal. Sedangkan Chelsea saat ini dinilainya susah bergerak dengan kondisi keuangan yang diperketat.
Itu sebabnya ia lantas mencoba menyalurkan rasa frustrasinya dengan kembali kepada prinsip kompetisi yang klasik: semangat juang dan kekompakkan bisa mengalahkan kumpulan pemain hebat.
Chelsea dan Arsenal berhadapan ketiga kalinya dalam bulan ini. Pada laga sebelumnya imbang, yaitu di Emirates dalam Liga Primer Inggris dan tanpa gol pada pertemuan pertama di Stamford Bridge, dua pekan lalu.
“Permainan pada pertandingan kedua ini akan lebih terbuka. Kami ingin ke final dan akan mengambil peluang itu di kandang,” kata Wenger.
Arsenal belum pernah ke final Piala Liga lagi sejak 2011. Chelsea terakhir memenanginya pada 2015 dengan mengalahkan tim London lainnya, Tottenham Hotspur, 2-0, di Wembley.
Berikut perkiraan pemain. Alvaro Morata dan Cesc Fabregas akan absen membela Chelsea di Emirates.
Arsenal: Cech; Chambers, Mustafi, Monreal; Bellerin, Xhaka, Wilshere, Maitland-Niles; Ozil, Lacazette, Mkhitaryan.
Chelsea: Courtois; Azpilicueta, Christensen, Rudiger; Moses, Barkley, Drinkwater, Alonso; Pedro, Morata, Hazard.
SPORTS ILLUSTRATED | BBC | LONDON EVENING NEWS | HARI PRASETYO
