TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Aston Villa Unai Emery menjadi otak di balik kemenangan 2-0 atas Arsenal dalam laga lanjutan Liga Inggris di Stadion Emirates, Minggu, 14 April 2024. Ini menjadi kemenangan kedua beruntun Emery atas Arsenal di Premier League musim 2023-2024.
Kemenangan Aston Villa dan Emery tak hanya menjadi pukulan telak bagi The Gunners dalam persaingan perebutan gelar Liga Inggris. Hasil ini membuat posisi Arsenal turun satu tingkat ke peringkat kedua di bawah juara bertahan Manchester City.
Bagi Emery, sukses The Villans itu juga tak sekadar merebut tiga poin. Kemenangan ini menjadi sesuatu yang indah bagi pelatih asal Spanyol yang dinilai gagal saat menangani Arsenal.
Emery pernah menjadi arsitek tim yang bermarkas di Stadion Emirates selama 18 bulan antara 1 Juli 2018 sampai 29 November 2019. Meskipun gagal memberikan trofi untuk klub asal London Utara itu, Emery mencatat rata-rata poin per laga di Emirates yang lebih baik daripada pelatih Arsenal saat ini Mikel Arteta dan manajer legenda The Gunners Arsene Wenger.
Menurut statistik yang dikeluarkan Opta, seusai membantu Villa menang, rata-rata poin per laga Emery di Emirates naik menjadi 2,26. Artinya, Emery kini melewati Wenger (2,22) dan Arteta (2,11).
Opta menyebut Emery adalah pelatih dengan rata-rata poin per laga tertinggi di Liga Inggris di Stadion Emirates. Angka itu yang tertinggi dibanding pelatih manapun yang pernah melakoni 10 atau lebih pertandingan di Emirates.
Tidak sampai di situ, persentase kemenangan Emery di Villa kini juga berada di atas Wenger saat menangani Arsenal, yakni 57,33 persen berbanding 57,2 persen. Namun, Emery gagal memenangi apa pun di Arsenal dan hanya mampu finis kelima di Liga Inggris dalam satu-satunya musim penuhnya sebagai pelatih pada 2018-2019.
Wenger, yang bersama Arsenal baru pindah ke Emirates dari Highbury pada tahun 2006, memenangi tiga gelar liga dan tujuh Piala FA. Selain itu, Wenger juga membawa Arsenal selalu lolos ke Liga Champions selama 19 musim beruntun (antara 1998 sampai 2017) dan sekali mencapai final (2005-2006).
Adapun Arteta memenangi Piala FA pada 2020. Setelah selalu finis di posisi kedelapan pada dua musim awalnya, Arteta membawa Arsenal ke posisi kelima pada 2021-2022 dan kedua musim lalu. Kini, dengan enam laga tersisa di Liga Inggris 2023-2024, Arsenal duduk di peringkat kedua dengan tertinggal dua poin dari Manchester City di puncak.
Meskipun gagal saat menangani Arsenal, kemenangan di Emirates pada Minggu kemarin bersama Villa tetap saja terasa spesial bagi Emery. “Sebelum pertandingan, kami sangat termotivasi dan sangat bersemangat dengan kemungkinan tersebut. Ini pertandingan yang sangat sulit dan kami harus fokus dengan baik dalam bertahan,” ujar Emery seusai pertandingan.
“Kami ingin tampil kuat dan berkomitmen tinggi dalam bertahan di babak pertama, serta menunggu momen untuk menguasai permainan. Babak pertama lebih sulit tetapi kami mencoba mendominasi dengan bola. Babak kedua kami berkompetisi dengan sangat baik.
“Kami tidak konsisten di setiap pertandingan seperti yang saya inginkan, namun hari ini kami tampil fantastis,” kata Emery yang membantu Villa merangsek kembali zona Liga Champions dengan berada di posisi keempat klasemen Liga Inggris usai meredam Arsenal.
Pilihan Editor: Bagaimana Xabi Alonso Bertransformasi dan Mengubah Wajah Bayer Leverkusen di Bundesliga?