TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan penjaga gawang tim nasional U-23 dan Bhayangkara FC Awan Setho Raharjo telah melewati masa kritis. Kiper itu dirawat di rumah sakit setelah berbenturan keras dengan pemain FC Tokyo saat berlaga pada Sabtu, 27 Januari.
"Kini pemain asal Semarang ini dirawat di RS Mintoharjo untuk menjalani proses pemulihan," tulis PSSI dalam laman media sosialnya, dikutip di Jakarta, Minggu dini hari.
Awan Setho terkapar di lapangan setelah berbenturan keras dengan penyerang FC Tokyo Diego Oliveira saat maju menyergap bola di babak kedua, sekitar menit ke-55, dalam laga persahabatan bertajuk "J-League Asia Challenge 2018" di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Penjaga gawang berusia 20 tahun itu sempat mendapatkan perawatan pertama dari tim medis di lapangan selama 10 menit sebelum dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans.
PSSI menyebut, sesampainya di rumah sakit, Awan Setho langsung menjalani pemeriksaan. Kepala dan lehernya dirontgen, kemudian kepalanya dipindai dengan CT Scan serta MRI.
Dokter tim Bhayangkara FC Alfan menuturkan pihaknya terus berkonsultasi dengan dokter bedah syaraf mengenai hasil pemeriksaan Awan Setho.
Setelah itu baru akan diketahui berapa lama Awan menjalani masa pemulihan.
"Mari kita semua berdoa agar Awan diberi kekuatan dan kesembuhan," tulis PSSI.
Sebelumnya dalam konferensi pers usai laga Bhayangkara FC versus FC Tokyo, pelatih Bhayangkara Simon McMenemy mengungkapkan dirinya yakin Awan Setho dalam kondisi baik.
Simon menyebut bahwa Awan merupakan kiper yang bagus dan tak pernah takut ketika harus berhadapan dengan pemain lawan.
Sebelumnya, seusai lagi, pelatih Bhayangkara FC, Simon Mcmenemy, mengaku mengkhawatirkan keadaan Awan Setho. "Awan memang mengalami benturan keras. Sepertinya terjadi cedera di leher," ujar Simon saat menghadiri konferensi pers seusai pertandingan di di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 27 Januari 2018.
Simon mengatakan, tindakan Awan yang keluar dari gawang untuk menyelamatkan bola sebelum disambar Diego merupakan suatu tindakan yang berani. "Dia (Awan) menyelamatkan bola dan mengorbankan dirinya beradu dengan kaki lawan (Diego)," kata Simon.
Karenanya, Simon berharap agar nantinya kiper tim nasional Indonesia U23 tersebut tidak mengalami cedera yang cukup serius. Bagi Simon, Awan merupakan kiper yang dapat memberikan dampak tersendiri buat tim. Meskipun, kata Simon, Awan bukanlah kiper yang nampak luar biasa.
Adapun pelatih FC Tokyo, Kenta Hasegawa juga mengaku prihatin dengan keberadaan Awan. Kenta berujar, pemainnya telah meminta maaf secara langsung atas insiden benturan tersebut.
"Kalau ada tuntutan dari PSSI atau Bhayangkara bahwa dia (Diego) harus minta maaf kembali, pasti akan kami penuhi permintaan tersebut," ujar Kenta sesaat setelah pertandingan.
Insiden benturan Awan Setho dan Diego Oliviera terjadi kala Bhayangkara baru saja unggul 2-1 dari FC Tokyo melalui tendangan penalti dari David Aparecido da Silva di menit ke-52. Berniat mengejar ketertinggalan, skuad FC Tokyo pun langsung melakukan serangan.
Kala itu, lutut dari penyerang FC Tokyo, Diego Oliviera secara tidak sengaja mengalami benturan keras dengan kepala dari Awan Seto yang sedang ingin melakukan penyelamatan di kotak penalti Bhayangkara FC. Karenanya, Awan terpaksa diboyong keluar lapangan dengan ambulan. Posisinya pun digantikan oleh Fauzal Mubaraq.
Laga persahabatan itu pun berakhir dengan kemenangan 4-2 bagi FC Tokyo.