TEMPO.CO, Jakarta - Tottenham Hotspur tidak lagi merupakan tim penggembira di Liga Champions, seperti musim lalu. Pada musim ini, pelatih Mauricio Pochettino dan para pemainnya berhasil membawa Tottenham lolos dari fase babak utama penyisihan sebagai juara grup.
Selanjutnya, pada pertandingan pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions, Tottenham berhasil menahan klub raksasa Seri A Liga Italia, Juventus, 2-2 di Turin setelah ketinggalan 0-2.
Dengan mengantongi gol pada partai tandang itu, Tottenham hanya butuh hasil 0-0 pada pertandingan pertemuan kedua di Stadion Wembley, London, Kamis dinihari, 8 Maret 2018, untuk maju ke babak perempat final.
Pochettino adalah pelatih muda asal Argentina yang berhasil membangun kekuatan Tottenham dalam dua musim terakhir. Mantan pemain bek Espanyol itu menceritakan saat-saat menegangkan di Turin.
“Kami sempat menderita karena grogi untuk membayangkan akan kebobolan gol yang ketiga kalinya,” kata Pochettino. Memang hal itu nyaris terjadi ketika tendangan penalti Gonzalo Higuain menerpa mistar gawang Tottenham pada menit ke-45.
Kejadian itu adalah titik balik buat Tottenham. Ujung tombak Harry Kane kemudian memperkecil ketertinggalan tim berjulukan Spurs itu menjadi 1-2. Sedangkan pemain lini tengah asal Denmark, Christian Eriksen, menjadi pahlawan Spurs dengan mencetak gol kedua timnya.
Setelah pelatih kawakan asal Inggris, Harry Redknapp, membawa Tottenham mencapai perempat final Liga Champions 2011, Pochettino kini punya kesempatan besar untuk melakukannya yang kedua kali bagi klub tersebut.
“Pertandingan pertama adalah contoh dari karakter yang kami miliki dalam tim,” ujar kiper sekaligus kapten Tottenham, Hugo Lloris.
Tapi Mauricio Pochettino berpikir lebih jauh lagi, yaitu tentang sebuah trofi juara. “Memenangi satu gelar akan menjadi sangat fantastis buat semuanya. Saya seorang pemimpi. Setiap memiliki kesempatan untuk bertanding, Anda harus melangkah sejauh mungkin,” tutur Manajer Tottenham Hotspur ini.
GUARDIAN | SOCCERNET