TEMPO.CO, Jakarta - Bayern Munchen akan menghadapi Real Madrid dalam laga pertama babak semifinal Liga Champions di Allianz Arena, Kamis dinihari WIB. Mereka sebelumnya sudah bertemu 25 kali, termasuk tujuh kali di semifinal.
Musim lalu, mereka bertemu di pertempat final. Madrid menang 2-1 di Munchen dan kembali unggul 4-2 di Madrid. Mereka terus lolos dan akhirnya menjadi juara.
Baca: Pele Dukung Liverpool Juarai Liga Champions Musim Ini
Seperti apa kekuatan kedua tim saat ini. Berikut perbandingannya:
Bayern Munchen
Cara sampai ke semifinal:
Bayern sudah bermain 10 kali, menang 8 kali dan kalah sekali. Mereka mencetak 23 gol dan kebobolan 8 gol. Mereka lolos sebagai runner-up Grup B, lalu menyingkirkan Besiktas (5-0 dan 3-1) di babak 16 besar dan Sevilla (2-1 dan 0-0) di perempat final.
Perkiraan susunan pemain:
Ulreich; Kimmich, Hummels, Boateng, Alaba; Martínez, Thiago; Robben, Müller, Ribery; Lewandowski.
Baca: Ini Kunci Liverpool Untuk Maju ke Babak Final Liga Champions
Gaya bermain:
Javi Martínez bertindak sebagai titik sentral penghubung pertahanan dan lini tengah. Bek sayap David Alaba dan Joshua Kimmich biasanya agresif membantu penyerangan dengan Robert Lewandowski sebagai target man. Bayern memiliki pencetak gol di seluruh lini: Thomas Muller, James Rodríguez, Arjen Robben, Franck Ribery, Thiago Alcantara.
Pelatih:
Jupp Heynckes kembali untuk satu misi terakhir. Pelatih berusia 72 tahun itu dipanggil di Oktober tahun lalu untuk menggantikan Carlo Ancelotti. Sejak itu Bayern melesat dan kini berpeluang merebut tiga gelar sekaligus. Heynckes sudah tiga kali lolos ke final Liga Champions: dua kali jadi juara (bersama Real Madrid pada 1998 dan Bayern pada 2013) serta sekali kalah (Bayern pada 2012).
Baca: Liga Champions: Kata Totti Soal Liverpool, Salah, hingga Klopp
Kenapa mereka bisa lolos
Bayern dipenuhi pemain berbakat, meski sebagian sudah mulai menua. Mereka ditangani pelatih bertangan dingin dan berpengalaman. Mereka juga tengah berada dalam momentum positif menuju treble.
Apa yang kurang:
Mereka kerap menunjukkan kekurangan di lini belakang dan hanya dua kali tak kebobolan dalam 10 laga terakhirnya di berbagai kompetisi. Karena gol tandang sangat penting di Liga Champions, maka Bayern perlu waspada dengan kelemahannya ini.
Fakta penting:
Heynckes bisa menjadi pelatih tertua yang menjadi juara Liga Champions. Thomas Muller akan menorehkan 100 tampilan bila dipasang di kedua laga semifinal. Hanya ada dua pemain Bayern yang tampil lebih sering darinya: Philipp Lahm (105) dan Oliver Kahn (103).
Baca: Hadapi Liverpool, Roma Ingin Ulang Keajaiban Seperti Saat Bungkam Barca
Real Madrid
Cara sampai di semifinal
Mereka menorehkan catatan 10 kali main, tujuh kali menang, dan dua kali kalah, dengan gol 26-12. Mereka melaju sebagai runner-up Grup H. Di babak 16 besar menyingkirkan PSG (3-1 dan 1-2), lalu mendepak Juventus (menang 3-0 dan kalah 1-3) di perempat final.
Perkiraan Susunan pemain:
Navas; Carvajal, Ramos, Varane, Marcelo; Casemiro, Modri, Kroos, Isco; Benzema, Ronaldo.
Gaya bermain
Zinedine Zidane menyukai gaya 4-4-2 dengan Isco berada di ujung formasi permata lini tengah, untuk mendukung Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo. Mereka menyukai penguasaan bola dan kerap mengandalkan serangan balik yang cepat dan penuh presisi.
Baca: Liga Champions: Cengiz Under, Penerus Mohamed Salah di AS Roma
Pelatih
Zinedine Zidane mulai bertugas pada Januari 2016. Ia merebut dua gelar Liga Champions dan satu gelar La Liga. Musim ini dikritik karena timnya gagal menunjukkan performa meyakinkan di La Liga, sehingga dipastikan gagal mempertahankan gelar juara.
Mengapa mereka bisa menang
Mereka terus menjadi juara dalam dua penyelenggaraan Liga Champions terakhir dan memegang rekor 12 kali juara. Musim ini mereka juga tampil konsisten di kompetisi ini, meski kedodoran di La Liga.
Kekurangan
Mereka sering kehilangan konsentrasi di lini belakang dan dianggap terlalu sering kebobolan. Dengan bek sayap yang agresif juga kerap jadi kelemahan Madrid dalam pertahanan. Belakangan ini, mereka juga disorot karena sangat irit gol. Dalam empat laga di berbagai kompetisi mereka hanya memasukkan 5 kali dan kebobolan 6 gol.
Baca: Liga Champions, Klopp Harapkan 'Neraka' Anfield Untuk AS Roma
Fakta penting:
Bila kembali juara Liga Champions mereka akan merebut hat-trick, juga mengumpulkan 13 gelar, lebih banyak dari gabungan gelar dua klub lain.
UEFA