TEMPO.CO, Jakarta - Laga semifinal pertama Liga Champions antara Liverpool dan AS Roma akan mempertemukan dua pelatih hebat, Juergen Klopp dan Eusebio Di Francesco. Kedua pelatih ini dikenal dengan kehebatan mereka yang kaya akan taktik dalam mengubah permainan.
Di kubu Liverpool, tak ada yang meragukan kehebatan Juergen Klopp. Keberhasilan mereka menjungkalkan Manchester City dengan dua kemenangan di babak perempat final merupakan satu dari sekian banyak bukti kehebatan Klopp dalam membaca permainan lawan.
Baca: Liga Champions: Kelucuan dan Gelak Tawa Sebelum Liverpool vs Roma
Nama Di Francesco mencuri perhatian kala AS Roma berhasil membalikkan keadaan dan menyingkirkan Barcelona. Pria asal Italia itu dianggap sukses belajar dari kekalahan 1-4 di laga pertama oleh Barcelona untuk membalikkan keadaan dengan kemenangan 3-0 pada laga kedua.
Kemampuan mengadu taktik Di Francesco dan Klopp akan kembali diuji pada laga Rabu dinihari nanti. Kedua pelatih tampaknya masih belum mau membuka kartu formasi seperti apa yang akan diterapkan timnya pada laga itu.
Baca: Liga Champions: Klopp Minta Mohamed Salah Lupakan Pertemanan
Trio Daniele De Rossi, Kevin Strootman, dan Radja Nainggolan, yang memiliki tipe sebagai petarung dalam perebutan bola, sukses membuat Barcelona kesulitan menguasai bola dengan nyaman. Dua sisi sayap AS Roma juga cukup berbahaya karena diisi pemain-pemain berkualitas, seperti Aleksandar Kolarov, Allesandro Florenzi, Cengiz Under, dan Stephan El Shaarawy.
Baca: Liga Champions: Hadapi AS Roma, Penjaga Gawang Liverpool Gugup
Keberhasilan AS Roma melaju ke babak semifinal juga tak lepas dari kejelian Di Francesco melakukan pergantian pemain pada 15 menit terakhir pertandingan melawan Barcelona. Di saat para pemain Barcelona sudah mengalami kelelahan, Di Francesco lantas memasukkan para pemain berkarakter cepat, seperti Under dan El Shaarawy. Alhasil, terciptalah gol ketiga dari sundulan Konstantinos Manolas lewat gol tendangan pojok Under.
Dengan lima gelandang, AS Roma akan mencuri keunggulan di lini tengah dari Liverpool yang biasanya memainkan pola 4-3-3. Apalagi pada laga kali ini Liverpool masih akan kehilangan Emre Can dan Adam Lallana yang mengalami cedera.
Baca: Hadapi Liverpool, Roma Ingin Ulang Keajaiban Seperti Saat Bungkam Barca
Hal ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi Klopp. Dengan empat pemain tengah tersisa, Klopp harus pintar-pintar melakukan rotasi pemain di lini tengah jika tak ingin timnya kedodoran karena faktor kelelahan.
Lihat saja bagaimana performa mereka saat ditahan imbang West Bromwich Albion 2-2 pada tengah pekan lalu. Pada laga itu, Albion yang menumpuk lima pemain di lini tengah berhasil bangkit di akhir laga dan menghapus keunggulan 2-0 yang sempat dimiliki Liverpool.
Baca: Ini Kunci Liverpool Untuk Maju ke Babak Final Liga Champions
James Milner dan Jordan Henderson sempat menjadi sorotan atas kedua gol tersebut. Mereka dianggap gagal menghalau serangan West Bromwich sehingga membuat lini pertahanan Liverpool terbuka dan mudah ditembus pemain lawan.
Alex Oxlade-Chamberlain merupakan satu-satunya pemain lini tengah Liverpool yang bisa dianggap bugar untuk menghadapi AS Roma. Dia hanya bermain selama lebih-kurang 30 menit pada akhir pekan lalu.
Baca: Liga Champions, Klopp Harapkan 'Neraka' Anfield Untuk AS Roma
Dengan kondisi lini tengah yang kurang bugar seperti itu, Klopp kemungkinan akan menurunkan pola permainan 4-4-2 pada laga kali ini. Di Liga Champions musim ini, dia sempat dua kali memainkan pola tersebut, saat menghadapi Maribor dan Spartak Moskow.
Dengan pola seperti itu, Klopp akan sedikit menarik Mane bermain sebagai gelandang kiri dengan Giorginio Wijnaldum dan Jordan Henderson sebagai dua gelandang tengah, serta Chamberlain beroperasi di sisi kanan.
Baca: Liga Champions: Cengiz Under, Penerus Mohamed Salah di AS Roma
Dengan begitu, pertarungan di lini tengah akan menjadi sangat menarik pada laga Liverpool lawan AS Roma, dinihari nanti. Detail taktik kedua pelatih tampaknya akan menjadi faktor penentu satu langkah ke partai final Liga Champions.