TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-18 atau Timnas U-18, Fakhri Husaini mengungkapkan alasannya tak mau pemain tim asuhannya menjadi bintang dan mendapat sorotan berlebihan dari publik. Ia meyakini popularitas terhadap pemain muda yang berlebihan bisa merusak mental pemain tersebut.
"Di tim saya tidak pernah ada bintang," kata Fakhri saat dihubungi Tempo, Jumat, 23 Agustus 2019.
Saat menangani skuat tim nasional usia di bawah 18 tahun, Fakhri sengaja memberikan kesempatan pada para pemainnya untuk diwawancarai media secara bergiliran. "Saya enggak pernah menunjuk satu pemain itu-itu saja untuk wawancara. Selalu saya gilir, itu tujuan saya enggak pengin mereka merasa jadi bintang," ujar mantan gelandang timnas era 1990-an ini.
Menurut pelatih berusia 54 tahun ini, pemain muda itu belum layak mendapat status binyang sepak bola. Gelar bintang itu, kata dia, diperoleh pemain setelah menorehkan banyak prestasi di level senior. "Kalau di anak-anak itu mereka masih akan berkembang terus," ucapnya.
Ia menyoroti kebiasaan di sepak bola Tanah Air terkait proses perkembangan pemain muda. Ia berpendapat kesabaran untuk menunggu pemain muda malalui proses perkembangannya masih rendah. "Enggak sabar, akhirnya banyak muncul berita yang kadang-kadang isi beritanya melampaui kemampuan mereka yang sebenarnya," tuturnya.
Berdasarkan pengalamannya menangani pemain Timnas U-18, Fakhri menemukan banyak sekali pemain yang lolos seleksi sudah mendapatkan sorotan publik yang luar biasa. "Sehingga tantangan kami untuk menempatkan mereka di posisi sebenarnya, bahwa dia itu belum menjadi bintang, belum jadi apa-apa," kata dia.
Pelatih timnas senior Indonesia Simon McMenemy berpendapat serupa dengan Fachri. Menurut Simon, pemain muda yang berbakat di Indonesia terlalu gampang terbuai dengan popularitas. Potensi pemain muda bisa memudar begitu memiliki banyak follower di Instagram dan mengikat kontrak dengan banyak perusahaan. "Kita harus ingatkan bahwa mereka belum jadi," kata Simon di Stadion Pakansari, Bogor, Kamis, 22 Agustus 2019.
Karena alasan itulah, Simon sengaja mengajak striker Timnas U-18, Amiruddin Bagus Khafi untuk ikut berlatih bersama pemain timnas senior di Stadion Pakansari, Bogor, 22-29 Agustus 2019. Saat ini, timnas senior tengah menjalani pemusatan latihan menjelang laga kualifikasi Piala Dunia 2022. Bagus dikasih kesempatan itu karena penampilannya yang gemilang di Piala AFF U-18. Dia berhasil menjadi salah satu top skor dengan 6 gol.
Menurut Simon, Bagus diajak latihan bersama timnas senior untuk memberikan pengalaman sekaligus mengingatkan bahwa dia belum hebat. "Kami bawa ke sini, biar tahu, oh di sini jauh lebih banyak pemain yang lebih hebat," ujarnya.
IRSYAN HASYIM