TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Manchester City berhasil diimbangi Newcastle United 2-2 di Stadion St James Park, Newcastle, Sabtu 31 November 2019, pada pekan ke-14 Liga Primer Inggris, sebagian orang semakin yakin bahwa keajaiban Leicester City untuk bisa menjadi juara lagi seperti tiga tahun lalu akan terjadi jadi musim ini.
Nilai Manchester City di peringkat kedua sekarang sama dengan Leicester City di urutan ketiga, yaitu 29 poin. Tapi, Leicester baru akan memainkan partai ke-14 mereka malam ini menjamu Everton.
Tidak peduli, Liverpool kini sudah menjulang di puncak klasemen dengan keunggulan 11 poin, sebagian penggemar sepak bola meyakini “dongeng” Leicester City sebentar lagi akan terjadi.
Di kandang sendiri, King Power Stadium, malam ini, Minggu 1 Desember 2019, Leicester City asuhan mantan manajer Liverpool, Brendan Rodgers, akan memotong selisih keunggulan Liverpool menjadi delapan poin jika Foxes berhasil mengalahkan tamunya yang lagi di tepi jurang degradasi, Everton.
Peluang besar itu ada di tangan Leicester, tak cuma untuk menggeser Manchester City dari peringkat kedua, tapi juga setahap demi setahap mendongkel Liverpool.
Jermaine Jenas, mantan pemain ternama di Liga Primer Inggris dan bekas pemain tim nasional Inggris, yang kini menjadi pengamat, mengungkapkan alasan mengapa Leicester City punya kapasitas untuk membuat kejutan besar lagi musim ini. “Mereka tidaknya punya agenda pertandingan di antarklub Eropa sehingga bisa fokus ke liga. Mereka juga bermain begitu konsisten, sesuatu yang sudah lama tak kita lihat ada pada diri mereka.”
Ditambah dengan kekalahan 0-1 Chelsea di kandang sendiri melawan West Ham United, Sabtu lalu, bertambah kuatlah momentum Leiceter City untuk menjadi penantang paling serius buat Liverpool.
Jamie Vardy juga semakin fokus dalam membela Leicester City karena sudah memutuskan pensiun dari tim nasional Inggris. Pada usia 32 tahun sekarang, Vardy malah menjadi penyerang paling produktif di Liga Primer Inggris musim ini.