TEMPO.CO, Jakarta - Muncul kontroversi soal para pemain La Liga yang dianggap menempatkan diri sebagai warga negara kelas 1 di Spanyol. Pandangan itu mencuat terkait dengan tes virus corona.
Adalah Presiden Federasi Sepak bola Spanyol, Luis Rubiales, yang memunculkan tudingan itu. Ia mengaku galau melihat klub-klub La Liga melakukan tes virus corona pada para pemainnya yang tidak menunjukkan gejala. Padahal pada saat yang sama di negara itu tengah terjadi krisis sumber daya medis termasuk soal tes virus corona.
Rubiales menyebut La Liga "tidak bertanggung jawab dan sama sekali tidak patriotik" karena tindakannya itu. Baginya perilaku mereka menunjukkan
sikap "kurangnya solidaritas."
La Liga tampaknya tidak terpengaruh oleh kritikan itu. Lembaga yang bertanggung jawab atas jalannya nya kompetisi kasta teratas Liga Spanyol itu tetap melanjutkan upaya melakukan tes virus corona kepada seluruh klub. Mereka telah menyewa petugas medis swasta, termasuk jatah 500 tes virus corona.
Presiden La Liga, Javier Tebas, menyatakan pihaknya memiliki kewajiban terhadap klub.
"Tidak patriotik? Ini bukan saatnya untuk berbicara tentang patriotisme atau bicara siapa yang lebih patriotik," kata Tebas kepada wartawan. "Kami sudah melakukan tes sejak Kamis pagi dan kami sudah menyewa layanan swasta. Kami semua bekerja untuk kompetisi ini."
Dia melanjutkan, "La Liga memiliki kewajiban untuk menyewa layanan ini. La Liga telah dan akan terus bekerja sama dengan masyarakat dan dengan banyak isu yang berkaitan dengan virus corona. Tidak ada warga negara kelas satu dan kelas dua."
Namun tak semua klub menerima dengan tangan terbuka uluran tes virus corona itu. Real Valladolid, Osasuna, dan Eibar menolaknya.
Juru Bicara Real Valladolid David Espinar menyatakan, "Memang benar bahwa La Liga melakukan tes kami, tetapi kami belum menggunakannya karena kriteria medis dan sosial."
Dia melanjutkan, "Tidak ada pemain kami yang memiliki gejala dan kami percaya ada kelompok lain yang kurang istimewa dan membutuhkan lebih banyak. Mereka adalah orang-orang yang harus mendapat prioritas."
Eibar memilih menyumbangkan alat tes mereka, yang sangat diminati, kepada otoritas kesehatan setempat. Osasuna memilih untuk tidak menggunakan tes tersebut karena anggota skuad mereka belum menunjukkan gejala apa pun yang berkaitan dengan virus corona.
Spanyol merupakan negara Eropa kedua yang paling parah terpukul virus corona setelah Italia. Mereka menutup diri dari dunia luar seluruh kegiatan olahraga di negara itu pun dihentikan sementara hingga awal bulan April.
MIRROR | THE SUN