Sayangnya rekor kemenangan itu sempat ternoda. Bayern Munchen menelan dua kekalahan beruntun dari Bayer Leverkusen dan Borussia Moenchengladbach. Kekalahan yang membuat Bayern Munchen merosot ke peringkat ketujuh klasemen.
Di titik inilah kemampuan Flick kembali diuji. Dia sukses mengangkat lagi moral timnya hingga terus meraih kemenangan hingga akhir musim. Total, Munchen saat ini mengantongi 23 kemenangan dalam 24 laga terakhir mereka di semua kompetisi, satu laga lainnya berakhir imbang.
Hansi Flick juga dianggap sebagai pelatih yang sangat jeli melihat performa anak asuhnya. Saat Lewandowski tampak tumpul, dia sukses mengorbitkan penyerang muda Joshua Zirkzee. Pesepakbola asal Belanda itu pun sempat menjadi pahlawan kemenangan Munchen pada laga kontra Freiburg dan Wolfsburg meskipun masuk sebagai pemain cadangan.
Pelatih berusia 55 tahun itu juga sukses mengembalikan performa Thomas Muller yang sempat meredup di bawah asuhan Niko Kovac. Di tangan Flick, Muller mendapatkan peran lebih sebagai penyuplai bola kepada Lewandowski. Alhasil, 20 assist telah diberikan pesepakbola berusia 30 tahun itu di Bundesliga saja.
Di lini belakang, Flick melakukan perubahan cukup ekstrim. Dia menempatkan David Alaba sebagai bek tengah untuk bertandem dengan Jerome Boateng. Padahal Alaba sebelumnya kerap bermain sebagia bek sayap kiri atau pun sebagai gelandang kiri.
Perubahan posisi Alaba itu tak lepas dari analisa si pelatih bahwa Bayern Munchen membutuhkan bek dengan kecepatan yang mumpuni. Pasalnya saat itu bek Lucas Hernandez yang baru mereka datangkan dari Atletico Madrid mengalami cedera, begitu juga dengan Niklas Sule.
Untuk mengisi posisi Alaba, Flick mempercayakannya kepada Alphonso Davies. Pemain berusia 19 tahun asal Kanada itu pun membayar kepercayaan Flick dengan penampilannya yang impresif.