2. Johan Cruyff
Selepas pensiun sebagai pesepakbola Cruyff mengikuti jejak Michels menjadi pelatih. Barcelona menarik mantan pemainnya itu setelah dia sukses membawa Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions 1995.
Saat Cruyff datang, kondisi Barcelona nyaris mirip seperti saat ini. Mendapat hasil buruk, permainan jelek, serta atmosfir dalam klub yang terkesan negatif.
Tak mudah bagi Cruyff melakukan perubahan. Dia setidaknya membutuhkan dua musim untuk membuat perubahan besar di Barcelona. Pemain muda seperti Pep Guardiola dia promosikan dari akademi klub.
Dia juga memboyong para pemain muda dari berbagai penjuru dunia seperti Ronald Koeman dari Ajax Amsterdam, Txiki Begiristain dari Real Sociedad hingga Michael Laudrup dari Juventus.
Cruyff pun menangguk sukses pada musim 1990-1991. Sama seperti Michels, dia sukses menghentikan dominasi Real Madrid selama lima musim beruntun. Cruyff lebih sukses karena dia berhasil mempertahankan dominasi Barcelona hingga 1993-1994.
Di kompetisi Eropa, Cruyff juga cukup sukses karena berhasil mempersembahkan satu gelar juara Piala Eropa (sekarang disebut Liga Champions) serta satu Piala Super Eropa.
Tak hanya trofi, Cruyff meninggalkan warisan berupa filosofi sepak bola tiki-taka di Barcelona. Dia memperkenalkan skema permainannya itu mulai dari level akademi hingga tim senior dengan tujuan agar semua pemain di level umur bisa meneruskan apa yang sudah dia lakukan.
Sayangnya era Cruyff berakhir setelah dokter melarangnya masuk ke lapangan hijau karena serangan jantung. Penyakit itu pula yang akhirnya membuat Cruyff akhirnya tak melatih tim mana pun setelah Barcelona.
3. Louis van Gaal
Sepeninggalan Cruyff, Barcelona ternyata tak berhasil meneruskan tradisi hebat sepak bola tiki-taka. Padahal saat itu, Charles Rexach - asisten Cruyff - dipromosikan untuk menjadi pelatih pertama tim senior.
Bobby Robson yang direkrut setelah sukses bersama Porto juga tak berhasil membawa Barcelona kembali berjaya di level domestik maupun Eropa.
Adalah pria asal Belanda bernama Louis van Gaal yang kemudian sukses mengembalikan kejayaan Barcelona.
Van Gaal sendiri masih memiliki garis kedekatan dengan Cruyff. Dia merupakan mantan rekan setim Cruyff kala masih bermain untuk Ajax Amsterdam. Sayangnya karir sepak bola Van Gaal tak secemerlang rekannya itu. Dia justru sempat dipinjamkan ke klub lain dan tak pernah benar-benar menjadi pemain inti Ajax Amsterdam.
Barcelona merekrut Van Gaal setelah dia sukses bersama Ajax Amsterdam. Puncaknya adalah ketika Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions pada 1995.
Masuk pada 1997, van Gaal memboyong sejumlah pemainnya di Ajax seperti Michael Reiziger, Patrick Kluivert dan si kembar De Boer, Frank dan Ronald.
Pada musim pertamanya, Van Gaal langsung mempersembahkan gelar juara La Liga dan mempertahankannya semusim berselang. Sayangnya dia terlibat konflik dengan bintang Barcelona, Rivaldo, yang akhirnya berujung pada kegagalan mereka meraih gelar juara musim berikutnya. Van Gaal pun hengkang pada Mei 2000.
Dia sempat kembali ke Stadion Camp Nou pada 2002-2003 dan langsung menjual Rivaldo ke AC Milan. Akan tetapi van Gaal gagal mengulang kesuksesan yang pernah dia berikan. Pada Januari 2003 dia dipecat setelah Barcelona justru menempati posisi ke-12 klasemen musim itu.