TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kepergian Lionel Messi dan Luis Suarez diprediksi bakal membuat lini depan Barcelona tumpul. Pasalnya kedua pemain merupakan penyumbang gol terbanyak Barcelona dalam lima musim terakhir.
Luis Suarez didatangkan Barcelona pada bursa transfer musim panas 2014. Akan tetapi Suarez tak dapat segera bermain karena saat itu dia mendapat hukuman dari FIFA terkait insiden gigitan telinga kepada pemain Italia Giorgio Chiellini pada ajang Piala Dunia 2014. Suarez pun baru bisa bermain pada pertengahan musim 2014-2015.
Menurut catatan Marca, sejak musim 2015-2016, duet Luis Suarez dan Lionel Messi tercatat sebagai penyumbang nyaris setengah gol Barcelona setiap musim nya. Tepatnya, 47,6 persen gol Barcelona disumbangkan oleh kedua pemain tersebut.
Berikut data perolehan total gol Barcelona dan sumbangan Messi-Suarez dalam lima musim terakhir:
2015-2016: Barcelona 112, Messi dan Suarez 66
2016-2017: Barcelona 116, Messi dan Suarez 66
2017-2018: Barcelona 99, Messi dan Suarez 59
2018-2019: Barcelona 90, Messi dan Suarez 57
2019-2020: Barcelona 86, Messi dan Suarez 41
Data di atas secara jelas melihat bagaimana Barcelona sangat tergantung kepada Lionel Messi dan Luis Suarez. Bahkan, produktivitas gol Barcelona secara keseluruhan turun dengan menurunnya produktivitas gol Messi dan Suarez.
Menurut Marca, jika tak ada Messi dan Suarez, maka rata-rata produktivitas gol Barcelona di Liga Spanyol dalam lima tahun terakhir hanya mencapai angka 45 gol per musim. Nilai itu merupakan yang terendah di antara klub lain di semua kompetisi domestik di Eropa.
Messi secara personal mencatatkan 44,4 gol dan 21,2 assist setiap musimnya dalam lima musim terakhir, sementara Suarez mencatatkan 34,6 gol dan 17,2 assist per musim.
Dengan total rata-rata 79 gol dan 38,4 assist per musim di antara keduanya, Barcelona pun diprediksi akan kesulitan jika mereka hengkang musim depan.
Barcelona harus berhitung ulang untuk melepas Lionel Messi dan Luis Suarez. Pasalnya tak mudah menemukan pemain yang bisa mencetak gol sebanyak kedua pemain tersebut. Mereka harus belajar dari pengalaman Real Madrid ketika ditinggal mesin gol utamanya, Cristiano Ronaldo. Hingga saat ini, Madrid pun masih kesulitan untuk menemukan pemain yang bisa mencetak di atas 30 gol setiap musimnya.
MARCA