TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada lima mantan pemain Perserang Serang yang terlibat dalam pengaturan skor pertandingan di Liga 2. Mereka adalah Eka Dwi Susanto, Fandi Edi, Ivan Julyandhi, Aray Suhendri, dan Ade Ivan Hafilah.
Dari lima nama di atas, Eka Dwi Susanto yang mendapat hukuman paling berat. Sementara itu, mantan pelatih kepala Perserang, Putut Wijanarko disebut tidak terlibat.
"Setelah kami teliti, Putut Wijanarko tidak terlibat dalam praktik pengaturan skor. Dia tidak pernah dihubungi dan tidak pernah diajak. Namun, dia memang diberi tahu,” ujar Erwin dalam konferensi pers virtual, Rabu, 3 November 2021.
Dari hasil penelusuran serta pemeriksaan yang dilakukan Komdis PSSI, Putut memang telah mencium keterlibatan sejumlah pemainnya dalam praktik kotor ini. Karena itu, Putut memutuskan untuk tidak menurunkan lima pemain yang bersangkutan ketika Perserang menghadapi Badak Lampung FC.
"Ia mendapat informasi dan mendapat laporan dari pemainnya bahwa ada upaya memengaruhi beberapa pemain,” kata Erwin.
Ketua Komdis itu menambahkan, mengenai pemecatan Putut sebagai pelatih kepala Perserang, itu murni karena adanya konflik internal dengan pihak manajemen.
Terkait sanksi yang diberikan oleh Komdis, Erwin menyebutkan Eka Dwi sebagai aktor utama mendapat sanksi paling berat. Gelandang berusia 26 tahun itu dihukum larangan beraktivitas di dunia sepak bola nasional, termasuk masuk stadion, selama 60 bulan (5 tahun) dan denda Rp 30 juta.
Eka dianggap sebagai aktor yang mengajak empat rekannya untuk terlibat dalam pengaturan skor.
"Setelah kami periksa ternyata memang ada pemain yang tidak beritikad baik dan bersekongkol, serta berhubungan dengan pihak luar," kata Erwin.
Pengaturan skor yang diinginkan pihak lain adalah bagaimana pemain Perserang kalah di babak pertama. "Itu tawarannya, dengan iming-iming Rp 150 juta. Yang dihubungi salah satu pemain Perserang Eka Dwi Susanto," jelasnya.
Erwin belum mengetahui pihak yang menelepon dan menghubungi pemain Perserang. Dari hasil pemeriksaan hanya diketahui bahwa orang yang menghubungi itu bisa berbahasa Indonesia, berlogat melayu, dan menyembunyikan nomor kontak sehingga tidak diketahui nomornya.
"Siapa yang menghubungi sampai sekarang belum bisa kami umumkan. Eka menyatakan dihubungi mister X by private number. Dia tidak tahu nomornya dan menawarkan apakah bisa mengatur hasil lawan RANS kalah 0-2 di babak pertama," kata Erwin.
Meski begitu, kelima pemain ini urung melakukan aksinya lantaran kekurangan jumlah pemain. Akhirnya, laga tersebut berakhir dengan skor imbang 0-0 dan para pemain tidak dikirimi uang seperti yang dijanjikan Mr. X. Akan tetapi, Komdis PSSI tetap menilai aksi ini sebagai dugaan percobaan suap.
Sebelumnya, Putut Wijanarko menegaskan dia tidak terlibat dalam praktik pengaturan skor tersebut. Ia mengatakan alasannya mundur bukan karena terlibat kasus tersebut, melainkan hasil yang kurang memuaskan yang didapat Perserang dalam dua laga terakhir.
"Saya mundur karena hasil kurang maksimal di dua laga terakhir, bukan karena saya ikut dalam pengaturan skor," kata Putut.
Namun, Putut mengetahui adanya dugaan praktik pengaturan skor yang melibatkan sejumlah anak asuhnya itu.
Dia memilih diam karena saat itu masih menjadi pelatih klub Liga 2 tersebut dan fokus pada pertandingan. Alasannya merahasiakan itu juga karena tidak ingin terjadi kericuhan di dalam tim.
"Memang saya mendapat informasi ini tentang dugaan pengaturan skor dari salah satu pemain, tetapi info ini saya 'keep' karena saya berpikiran sebagai pelatih waktu itu kami harus fokus lawan Badak Lampung dan tidak mau terjadi kericuhan dalam tim," tutur legenda klub Persebaya Surabaya ini.
Lebih lanjut, Putut mengetahui adanya dugaan pengaturan skor itu beberapa hari sebelum Perserang menghadapi Badak Lampung. Dia tidak tak menyangka, sejumlah anak asuhnya sudah bermain curang sebelum melawan Badak Lampung.
"Saya tahu info itu beberapa hari sebelum lawan Badak Lampung, tetapi ternyata pemain sudah mulai bermain curang sejak pertandingan sebelumnya," kata mantan pelatih Perserang Serang itu.
IRSYAN HASYIM
Baca Juga: Pengaturan Skor Kembali Muncul, Satgas Antimafia Bola Berpotensi Diaktifkan Lagi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.