Burkina Faso
Burkina Faso sudah pasti senang dengan apa yang mereka lalui dari hari ke hari selama turnamen Piala Afrika di Kamerun ini karena mereka telah menunjukkan kinerja dengan kualitas yang terus membaik sampai menapaki empat besar setelah menumbangkan tim raksasa Tunisia dalam perempatfinal.
Namun, ada harapan lebih dari sekadar turnamen sepak bola yang diletakkan pada pundak pemain-pemain Burkina Faso, yakni memberikan kebahagiaan kepada rakyat negara di Afrika bagian barat itu yang tengah bermasalah karena presidennya digulingkan oleh kudeta militer.
Setelah mereka menghentikan Tunisia 1-0 dalam perempatfinal Jumat pekan lalu, pemimpin baru mereka dari pelaku kudeta pun menelepon mereka.
"Pagi ini kami mendapat kehormatan berbicara dengan presiden baru kami yang memberikan saran dan dorongan kepada kami serta meyakinkan kami bahwa mereka ada di belakang kami selamanya," kata pelatih Kamou Malo seperti dikutip AFP.
Presiden Roch Marc Christian Kabore ditangkap oleh tentara pemberontak Senin pekan lalu setelah rakyat marah karena dia gagal membendung kekerasan jihadis di negeri miskin itu.
Pemimpin baru mereka yang masih berusia 41 tahun, Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba, menjadi harapan mereka dalam mengatasi ancaman jihadis. "Ini menunjukkan kami tidak sendirian lagi," kata gelandang Adama Guira.
Burkina Faso menjejak empat besar dengan bekal tak terkalahkan dalam 10 dari 11 pertandingan terakhir mereka dalam semua kompetisi yang lima di antaranya berupa kemenangan. Mereka hanya kalah saat dilawan tuan rumah Kamerun dalam pertandingan fase grup turnamen ini beberapa hari lalu.
Mereka tahu bakal menghadapi Senegal yang merupakan tim terkuat di Afrika saat ini dan tak pernah bisa mereka kalahkan dalam empat pertemuan sejak 2006, tetapi mereka tetap yakin bisa mencapai final, bahkan mungkin memupus kenangan buruk kalah 0-1 dari Nigeri dalam final Piala Afrika 2013.
Selanjutnya: Perkiraan Susunan Pemain dan Prediksi