TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran Covid-19 di kalangan pemain dan staf klub kompetisi BRI Liga 1 dianggap sudah mengkhawatirkan. Kompetisi sepak bola kasta tertinggi itu pun diusulkan untuk ditunda selama dua pekan.
Usulan tersebut disampaikan oleh dr Muhammad Fajri Adda’I. Dokter yang merupakan dokter relawan Covid-19 dan edukator kesehatan itu menilai penundaan perlu dilakukan agar bisa dilakukan tracing terhadap kasus-kasus yang menimpa para pemain dan staf tim.
"Break sekitar 10 sampai 14 hari mungkin bisa jadi pilihan di Liga 1 2021-2022 untuk melakukan tracing," ujarnya seperti dilansir laman Skor.id.
Fajri menyatakan bahwa dalam jurnal terbaru dari cdc.gov, atlet merupakan salah satu golongan yang memiliki resiko tinggi terkena Covid-19.
"Liga 1 adalah pertandingan sepak bola yang membutuhkan mobilitas tinggi. Para atlet ini, pemain dalam sepak bola, memiliki risiko tinggi walau mereka tak bergejala," ujar Fajri.
"Soal risiko terbaru yang dituliskan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) pada 25 Januari 2022," tuturnya.
Dia menekankan bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat masih menjadi kunci untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 meskipun setiap tim saat ini menggunakan sistem gelembung.
"Namun sekali lagi, komitmen bersama dalam banyak hal terutama menjalankan prokes ketat harus dilaksanakan semua pihak."
"Sebab, Liga 1 kan banyak yang dirugikan kalau tak menjalankan komitmen bersama yang berakibat naiknya kasus Covid-19," tutur dr Fajri.
Penyebaran Covid-19 terjadi di kalangan pemain dan staf tim BRI Liga 1 dalam dua pekan terakhir. Hal itu tak lepas dari libur sepekan yang diberikan PT Liga Indonesia Baru saat Timnas Indonesia menjalani laga uji coba internasional kontra Timor Leste.
Dari 18 tim yang ikut berlaga, 11 tim diantaranya melaporkan adanya penyebaran kasus Covid-19 di skuad mereka. Terakhir, Persela Lamongan mengakui bahwa empat pemain mereka dinyatakan positif Covid-19 dan tiga pemain lainnya mengalami demam pasca laga kontra Arema FC.
Jumlah kasus Covid-19 di kalangan kontestan pun terus bertambah. Berdasarkan penelusuran Tempo, setidaknya total telah 99 orang pemain dan anggota tim dinyatakan positif Covid-19 dalam dua pekan terakhir.
Berikut datanya:
1. Madura United (24 positif)
2. Persib Bandung (19 positif)
3. Persebaya Surabaya (12 positif)
4. Persikabo 1973 (9 positif)
5. PSS Sleman (8 positif)
6. Persija Jakarta (7 positif)
7. Arema FC (5 positif)
8. Persiraja Banda Aceh (5 positif)
9. Persita Tangerang (5 positif)
10. PSM Makassar (1 positif)
11. Persela Lamongan (4 Positif)
Pada pekan ke-22, terdapat dua dua laga yang mengalami penundaan. Kedua laga itu adalah Persipura Jayapura vs Madura United dan PSM Makassar vs Persib Bandung. Kedua laga itu ditunda setelah Madura United dan Persib Bandung gagal memenuhi ketentuan minimal jumlah pemain dalam skuad mereka. Mereka tak bisa mengumpulkan 14 pemain untuk melakukan pertandingan.
Persikabo 1973 juga sempat meminta penundaan pertandingan kontra Bali United pada Kamis kemarin. Mereka meminta penundaan karena sembilan pemain mereka dinyatakan positif Covid-19 sementara lima pemain lainnya mengalami cedera. Akan tetapi PT Liga Indonesia Baru menolak permohonan itu karena menilai para pemain yang cedera tetap bisa dimasukkan ke dalam daftar susunan pemain untuk memenuhi kuota 14 pemain.
Sejumlah pertandingan pada pekan ke-23 pun terancam tak bisa digulirkan. Pelatih Persela Lamongan Jafri Sastra menyatakan bahwa mereka hanya memiliki 14 pemain pada latihan Jumat ini, namun belum tentu semuanya bisa diturunkan karena mereka baru akan melakukan tes PCR pada sore ini.
Pelatih Madura United, Fabio Araujo Lefundes, pun tak bisa memastikan siapa saja pemainnya yang akan turun pada laga kontra Persela Lamongan pada laga BRI Liga 1 pekan ke-23 besok. Dia menyatakan masih harus menunggu hasil tes PCR sebelum memastikan siapa pemainnya yang sudah kembali dinyatakan negatif.
Baca: Persela Lamongan Hanya Punya 14 Pemain, Jafri Sastra Akui Khawatir Soal Covid-19