TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru mengubah aturan soal batasan minimum kuota pemain yang berlaku saat ini. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk menjaga aspek kualitas pertandingan dan keadilan di kompetisi BRI Liga 1 musim ini.
Masukan dari Aji Santoso kepada PSSI dan PT LIB itu dilontarkan dalam konferensi pers virtual menjelang laga kontra Persipura Jayapura. Dia menilai aturan batasan minimum pemain yang berlaku saat ini tak relevan dengan kondisi Covid-19 saat ini.
"Saya memberikan masukan kepada federasi atau pun LIB untuk menjaga aspek kualitas kompetisi dan keadilan. Menurut aturan saat ini, tim bisa bermain kalau minimal memiliki 14 pemain. Ini menurut saya perlu dievaluasi. Ini masukan, monggo saja mau digunakan atau tidak, ini masukan dari saya sebagai pelaku di lapangan," kata dia dalam konferensi pers Sabtu, 5 Februari 2022.
Aji mengusulkan agar PSSI dan PT LIB menunda sebuah pertandingan jika maksimal dalam satu tim terdapat lima pemain yang harus absen karena Covid-19.
"Dengan beberapa pemain inti tidak bermain, pasti kualitas permainan akan turun, pasti akan ada perbedaan. Karena dengan tidak adanya pemain inti, itu permainan pasti akan berbeda," kata dia.
Sebagai pelatih, Aji mengaku merasakan sendiri bagaimana sulitnya harus mempertahankan performa tim saat banyak pemainnya absen karena Covid-19 pada laga kontra PSIS Semarang lalu. Saat itu Aji hanya memiliki 15 pemain dan tak melakukan satu pun pergantian pemain hingga akhir pertandingan.
Selain itu, dia menyatakan bahwa hal itu juga terkait dengan aspek keadilan. Aji menyatakan bahwa musibah Covid-19 yang menimpa suatu tim bisa membuat tim lainnya diuntungkan.
Dia mencontohkan pada laga Persikabo 1973 vs Bali United Kamis lalu. Pada laga itu, permohonan Persikabo 1973 untuk melakukan penundaan pertandingan ditolak oleh PT LIB. Padahal saat itu Pelatih Lestiadi kehilangan 10 pemain karena Covid-19 dan beberapa pemain lainnya mengalami cedera. Alhasil Persikabo 1973 terpaksa menurunkan pemain yang kurang fit dan kalah 0-3.
"Ini menurut saya tidak adil, karena di satu sisi ada satu tim yang fit sementara di sisi lain ada tim lain yang pincang. Artinya, ada tim yang diuntungkan dengan situasi. Ada tim yang diuntungkan dan ada tim yang dirugikan tidak dengan disengaja, tetapi karena faktor situasi," kata Aji.