Kontroversi Hasil Tes Covid-19 Persebaya Surabaya, Ini Kata PT LIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi hasil tes Covid-19 skuad Persebaya Surabaya untuk laga kontra Persipura Jayapura Ahad kemarin, 6 Februari 2022, mendapatkan tanggapan dari Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru ( PT LIB), Sudjarno. Dia menyatakan bahwa berdasarkan aturan hanya hasil tes Polymerse Chain Reaction (PCR) yang dilakukan pihaknya yang menjadi rujukan untuk menentukan seorang pemain bisa diturunkan atau tidak. 

"Hasil tes yang kami lakukan ada sekitar 13 pemain Persebaya yang terpapar Covid-19. Mereka terdiri dari pemain dan ofisial. Nama-nama yang positif tidak diizikan untuk berada di stadion saat laga Persebaya vs Persipura. Mereka juga harus mendapatkan penanganan medis," kata Sudjarno seperti dilansir laman resmi Liga Indonesia Baru,  Senin, 7 Februari 2022.

"Pada prinsipnya, PCR mandiri bagian dari penerapan protokol kesehatan ketat setiap klub. PCR yang dijadikan rujukan adalah yang disiapkan oleh operator yaitu kolaborasi Laboraturim Kesehatan Provinsi Bali dan Kimia Farma." 

Pada laga Ahad kemarin, Persebaya Surabaya harus kehilangan sejumlah pemain intinya seperti Ricky Kambuaya, Alwi Slamat, Taisei Marukawa dan Bruno Moreira dan Pelatih Aji Santoso. Mereka, bersama pemain lainnya dinyatakan positif Covid-19 oleh PT LIB berdasarkan hasil tes Covid-19 yang diambil sehari sebelumnya. 

Mendapatkan hasil itu, Persebaya melalukan tes PCR mandiri pada pagi hari sebelum pertandingan. Hasil yang keluar pada sore hari berbeda dari yang dikeluarkan PT LIB. Terdapat sejumlah anggota tim yang dinyatakan positif tetapi lainnnya negatif. 

Skuad Bajul Ijo yang tampil tanpa kekuatan terbaiknya pun harus mengakui keunggulan Persipura Jayapura dengan skor 0-2. 

Sudjarno menyatakan, setiap tim pada prinsipnya diperbolehkan melakukan tes PCR secara mandiri terlepas dari yang dilakukan PT LIB. Dia juga tak menutup kemungkinan hasil tes mandiri itu dijadikan rujukan. Syaratnya, setiap tim harus melakukan komunikasi dulu kepada PT LIB. 

"Sebelumnya ada kasus pada dua klub di Liga 1 yang sama dengan Persebaya. Ada yang melakukan tes PCR ulang pada pagi harinya dan sore harinya hasil sudah keluar. Pada beberapa nama, tes pada sehari sebelumnya menunjukkan positif dan setelah dilakukan tes ulang, hasilnya negatif. Pemain yang negatif itu pun bisa diturunkan pada malam harinya," kata Kepala Satgas Covid-19 Liga 1 2021-2022 itu. 

"Ingat pada Daftar Susunan Pemain (DSP) bisa berubah 90 menit sebelum laga. Tentu, perubahan tersebut bisa dilakukan setelah berkomunikasi dengan kami dan sudah kami cek eligibilitasnya. Kalau kemudian hasil tiap lab berbeda-beda maka kami tidak akan memperdebatkan hasil, karena dari sisi medis yang bisa menganalisa hal tersebut ialah ofisial PCR kami," ungkapnya.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan juga memberikan tanggapannya terkait isu tes Covid-19 Persebaya tersebut. Ia mengatakan, segala sesuatunya harus dikembalikan kepada regulasi Liga 1 2021-2022, terutama pasal 52.

Dalam pasal 52 aturan kompetisi BRI Liga 1 musim 2021-2022 dijelaskan bahwa PSSI dan LIB membentuk Satgas Covid-19, sebagai otoritas yang memiliki kompetensi, wewenang untuk mencatat, mendistribusikan dan memutuskan segala hal yang dianggap perlu terkait informasi hasil Swab tes Antigen.

"Semua harus berpatokan pada Regulasi Kompetisi Liga 1 2021-2022. Pada regulasi sudah dijelaskan secara jelas tentang perihal mekanisme hasil tes Covid-19 dan turunannya. Dengan demikian semua hasil PSC harus akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait," kata Iriawan.

"Saya menghimbau kepada semua klub, terkait hasil tes Covid-19 agar selalu berkomunikasi dengan LIB dan Satgas Covid-19 Liga 1. Sehingga semuanya punya pemahaman, tanggung jawab dan komitmen yang sama," tambahnya.

Sementara itu, asisten pelatih Persebaya Mustaqim mengatakan, pemain yang dinyatakan terpapar tersebut dalam keadaan segar bugar. Oleh karena itulah, pihaknya berinisiatif untuk melalukan tes sebagai pembanding.

"Sebelumnya tidak ada masalah dengan kondisi pemain yang dinyatakan positif. Mereka segar bugar, sehingga manajemen berinisiatif untuk melakukan tes mandiri. Terbukti hasilnya beberapa pemain dinyatakan negatif," kata Mustaqim.

"Ini sangat merugikan bagi kami. Ini perlu dikaji ulang, bahwa sekarang yang menentukan pemain yang bisa main adalah hasil tes PCR bukan pelatih. Dan ini betul-betul merugikan," tambahnya.

Persebaya Surabaya merupakan salah satu tim BRI Liga 1 yang bersuara lantang terkait masalah penyebaran Covid-19 yang kian memburuk di kalangan pemain dan perangkat tim. Mereka sebelumnya menyarankan agar PSSI dan PT LIB mengubah ketentuan pasal 52 peraturan kompetisi BRI Liga 1 musim 2021-2022 yang menyebutkan bahwa pertandingan akan terus berjalan jika kedua tim mampu memenuhi kuota minimal 14 pemain dalam DSP.

Dalam konferensi pers Sabtu lalu, Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso mengusulkan agar PSSI dan PT LIB menunda pertandingan BRI Liga 1jika salah satu dari dua tim yang akan bertandingan memiliki maksimal lima pemain yang dinyatakan positif Covid-19. Hal itu, menurut dia, sangat penting untuk menjaga kualitas permainan dan juga menjaga aspek keadilan.

LIGA INDONESIA BARU

Baca: BRI Liga 1 Senin Sore 7 Februari: Prediksi Borneo FC vs Persikabo 1973